Gelombang Pengukuh Teori Ledakan Besar

Edisi: 07/43 / Tanggal : 2014-04-20 / Halaman : 76 / Rubrik : ILT / Penulis : Gabriel Wahyu Titiyoga, Anwar Siswadi,

DI suatu malam pada 1979, seorang fisikawan muda bernama Alan Guth, yang baru saja diterima di Stanford University, asyik memandangi langit musim panas yang jernih. Sembari duduk-duduk di luar rumahnya dengan memegang sebuah buku catatan, Guth mencoba memahami dan mencari jawaban mengapa tak ada jejak-jejak partikel di alam semesta yang menunjukkan bahwa telah terjadi ledakan dahsyat di jagat raya atau yang dikenal dengan teori Ledakan Besar (Big Bang).

Tak berhasil menjawab segudang pertanyaan di benaknya itu, Guth malah menemukan sebuah hipotesis baru. Ia beranggapan bahwa evolusi kosmik telah membuat jagat raya dipenuhi energi spesial yang mendorong terbentuknya gelombang berkekuatan luar biasa. Ini yang menyebabkan alam semesta mengembang dan terus mengembang, dengan awal pembentukan yang berlangsung dalam waktu yang sangat instan.

Guth tak tahu apakah hipotesisnya itu benar atau salah. Jika benar, teorinya dapat menjawab bermacam paradoks, seperti mengapa jagat raya terlihat seragam dari ujung ke ujung dan bukannya tidak beraturan. Menurut dia, gelombang energi tersebut menyapu semua partikel untuk membentuk sebuah keseragaman. Partikel tersebut tidak menghilang, tapi berada di luar deteksi manusia selama ini. Ia ibaratkan bentuknya seperti riak pada air. "Pemahaman Spektakuler," tulis Guth di buku catatannya, seperti yang ia kisahkan kembali kepada The New York Times.

Senin, 17 Maret 2014, di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, Amerika Serikat, John Kovac mempresentasikan sebuah temuan luar biasa dalam dunia astronomi kepada publik. Ia dan beberapa koleganya membeberkan hasil riset pengamatan angkasa di stasiun Kutub Selatan selama sembilan tahun. Mereka menemukan pola halus gelombang mikro dari…

Keywords: -

---

Foto Terkait