Propaganda Kelam Obor Hitam
Edisi: 17/43 / Tanggal : 2014-06-29 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Bagja Hidayat, Kartika Candra, Mahbub Junaidi
PAKET berbungkus kertas tisu kuning itu diterima KH Aceng Furqon pada Kamis pekan lalu di rumahnya, yang sekaligus pusat Pondok Pesantren Al Ijma, di Kampung Cilemah, Garut, Jawa Barat. Pembawanya Sekretaris Desa Cintaasih, yang mendapat paket itu dari petugas kantor pos Kecamatan Samarang. Aceng tak mendapat jawaban memuaskan dari sekretaris desa itu ihwal identitas pengirimnya.
Setelah dibuka, tampak paket itu berisi sepuluh eksemplar tabloid Obor Rakyat edisi kedua, periode 12-18 Juni 2014. Ada tiga judul yang dicetak kapital dengan tulisan menohok. Semuanya propaganda yang menyerang calon presiden Joko Widodo dan partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. "Saya tak merasa berlangganan tabloid ini," kata Aceng, Jumat pekan lalu.
Paket itu bukan untuk orang lain. Hanya ada satu nama Aceng Furqon di Cilemah yang memimpin pesantren dengan seratus santri itu. Yang membuat Aceng kian bingung, nomor telepon selulernya juga tercantum di alamat pengiriman. Setelah menduga-duga pengirim paket dengan sekretaris desa itu, Aceng menyimpulkan pengelola tabloid mendapat alamatnya dari data pesantren di Kementerian Agama. "Data dan penulisannya sama dengan yang saya berikan ketika mendaftarkan pesantren ini," ujarnya.
Setelah sekretaris desa itu pamit, laki-laki 38 tahun ini mulai membaca satu per satu berita yang ada di tabloid tersebut. Aceng merasa miris karena semua artikel di sana menulis rekaan keburukan-keburukan sang calon presiden. "Jadi saya cuma percaya 40 persen kebenarannya," kata Aceng, pemilih Partai Kebangkitan Bangsa dan anggota Nahdlatul Ulama.
Ketika Aceng hampir rampung menuntaskan semua artikel, pintu rumahnya kembali diketuk. Kali ini kakaknya yang bertamu. Begitu melihat tumpukan tabloid Obor Rakyat, menurut Aceng, kakaknya langsung berceramah tentang tabloid itu. Aceng baru tahu bahwa edisi pertama Obor memanaskan situasi politik Indonesia, terutama di Jakarta, selama dua pekan lalu. "Saya baru tahu kakak saya ternyata anggota tim sukses Jokowi," ujarnya.
Atas saran kakaknya itu, Aceng berangkat ke Kepolisian Resor Garut untuk melaporkan kedatangan tabloid tersebut. Dari kakaknya itu pula Aceng baru paham bukan hanya Al Ijma yang mendapat kiriman Obor, melainkan juga pesantren-pesantren di Garut, Tasikmalaya, hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Seperti Al Ijma, pesantren-pesantren di Jawa yang mendapat kiriman tabloid itu rata-rata basis massa Nahdlatul Ulama yang kiai dan santrinya berafiliasi ke Partai Kebangkitan Bangsa atau Partai Persatuan Pembangunan. Pesantren itu umumnya pendukung Jokowi karena PKB menjadi anggota koalisi penyokongnya dalam pemilihan presiden 9 Juli nanti. "Prabowo atau Jokowi sama saja. Kami melihat siapa wakilnya," kata KH…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…