BADRODIN HAITI: Tidak Akan Ada Kriminalisasi KPK!

Edisi: 48/43 / Tanggal : 2015-02-01 / Halaman : 42 / Rubrik : LAPUT / Penulis : TIM LAPUT, ,


POLEMIK kembali ke Trunojoyo, Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia. Mirip peristiwa pada 2001 ketika Presiden Abdurrahman Wahid memaksakan pelantikan Komisaris Jenderal Chaerudin Ismail menjadi Kepala Polri tanpa persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan tanpa disertai acara penyerahan tongkat komando. Tapi kali ini lebih membingungkan. Komisaris Jenderal Badrodin Haiti menggantikan Kepala Polri Jenderal Sutarman tanpa acara penyerahan tongkat komando, tapi dia bukan sebagai Kepala Polri, bukan juga sebagai pelaksana tugas. "Kepresnya bukan plt (pelaksana tugas), melainkan menugasi Wakil Kepala Kepolisian untuk melaksanakan wewenang Kepala Kepolisian," kata Badrodin.

Penugasan Badrodin dilakukan karena Presiden Joko Widodo menunda pengangkatan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polri. Penundaan diputuskan setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Budi sebagai tersangka dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi ketika menjabat Kepala Biro Pembina Karier Markas Besar Polri pada 2003-2006.

Kini Badrodin menghadapi dua tantangan besar. Yang pertama adalah konsolidasi internal kepolisian yang sedang porak-poranda dan yang kedua ialah mendampingi koleganya, Budi Gunawan, yang sedang terbelit masalah hukum. Ada ketakutan bahwa peristiwa dramatis berikutnya adalah terulangnya kejadian "cicak versus buaya": polisi akan kembali mengkriminalkan pemimpin KPK sebagai tindakan balas dendam.

Dalam wawancara dengan tim Tempo di ruang kerjanya di lantai dua Gedung Rupatama Markas Besar Polri, Rabu pekan lalu, Badrodin menjamin bahwa ia bersih dari dugaan transaksi mencurigakan di rekeningnya. Pada 2010, namanya masuk laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai salah satu petinggi Polri pemilik rekening mencurigakan. "Dalam penyelidikan Badan Reserse Kriminal, rekening saya tidak bermasalah," ujarnya.

Badrodin terlihat sedikit lesu. Dia sesekali mengembuskan napas berat. Ia seperti memikirkan sesuatu yang sangat penting sehingga kadang terlihat seperti termenung tanpa ekspresi. "Berat. Saya jarang istirahat. Jam dua pagi tidur, jam empat sudah bangun. Saya lebih memilih ke Poso lagi saja," katanya.

Kabarnya, pencalonan Anda sebagai pengemban tugas Kepala Kepolisian RI adalah keinginan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh?

Saya tidak tahu. Kalau ada yang mensponsori, bisa saja begitu. Saya pensiun tahun depan. Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional) bilang yang diajukan menjadi calon Kepala Kepolisian itu yang sisa pensiunnya masih dua tahun.

Pernah bertemu khusus dengan Surya Paloh dalam waktu dekat ini?

Saya bertemu dengan dia di acara pelantikan Watimpres (Dewan Pertimbangan Presiden). Tidak pernah ada sesi khusus.

Anda kurang ngetop dibanding Budi Gunawan, yang memiliki kedekatan dengan tokoh politik sekaliber Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan). Anda sebenarnya dekat dengan tokoh politik yang mana?

Saya dekatnya dengan Tuhan, he-he-he…. Sehari lima kali hubungan saya ke Tuhan. Dengan istri saja belum tentu lima kali menelepon dalam sehari.

Enggak minder melihat anak buah (Budi Gunawan) memiliki sokongan Presiden dan ketua umum partai besar?

Apanya yang harus dipermasalahkan? Bagus, dong. Malah bisa kami manfaatkan. Misalnya kalau kami kurang anggaran, ha-ha-ha…. Namanya juga usahe. Kan, boleh saja. Apa salah?

Polisi tidak merasa sedang diobrak-abrik oleh partai politik?

Kita tidak tahu latar belakang situasi ini apa. Yang pasti, penetapan Kepala Kepolisian adalah hak Presiden. Pak Tarman sudah dipanggil Presiden untuk diberi tahu bahwa dia akan diganti. Kemudian ia ditawari menjadi duta besar. Namun Pak Tarman memilih bertani.

Sebenarnya status Anda apa:…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…