Ihwal Profesi dalam Sastra
Edisi: 34/44 / Tanggal : 2015-10-25 / Halaman : 59 / Rubrik : BHS / Penulis : Zen Hae, ,
Zen Hae
Bahasa Indonesia punya sejumlah cara dalam membentuk nomina yang bermakna "profesi" atau "pelaku". Dari membubuhkan prefiks pe-, menempelkan aneka sufiks serapan, hingga menambahkan kata "tukang". Sejumlah profesi dalam dunia kesusastraan mengalami semua itu: penyair, esais, novelis, cerpenis, deklamator, tukang cerita.
Dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja, sebutan-sebutan itu telah kita terima begitu saja. Sebutan-sebutan itu mengarahkan kita kepada orang yang punya pekerjaan menulis syair/puisi, esai, novel, dan cerpen, membaca puisi, serta membawakan cerita di atas panggung. Namun, jika kita telisik, akan tampak sejumlah kasus menarik berkaitan dengan proses morfologis sebutan-sebutan tersebut.
Misalnya, penyair adalah nomina yang dihasilkan dari proses morfofonemik syair ÃÂ bersyair ÃÂ penyair. Namun maknanya lebih mengarah kepada "orang yang menulis puisi", bukan "menulis syair". Di sini, "syair" adalah nama umum untuk jenis karangan yang kini kita sebut…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…