YANG CEPAT KAYA DAN CEPAT TUA

Edisi: 31/20 / Tanggal : 1990-09-29 / Halaman : 79 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wangkar, Max

DI balik sebuah ruang kaca dari suatu bank devisa yang berkantor pusat di
Senayan, Jakarta, tampak kesibukan yang mirip-mirip aktivitas bursa. Di situ
ada belasan pria, dengan wajah yang senantiasa tampak tegang. Ada yang
memantau perkembangan harga valuta asing yang hampir setiap detik berubah di
layar Reuters. Sementara itu, enam pesawat telepon yang ada di situ tak
henti-hentinya berdering.

; Seorang petugas dengan cekatan langsung mengangkat telepon. Tak lama kemudian,
ia sudah memegang gagang pesawat telepon lain, yang punya kontak dengan sebuah
bank di luar negeri. Ia lalu berteriak "buy" atau "sell". Itu berarti, ada
sejumlah uang yang telah dihimpunnya, untuk menambah pendapatan bank tersebut.
Jadi, selalu meraup laba.

; Bagaimana kalau rugi? Itu tak mungkin terjadi. Soalnya, transaksi yang
dilakukan para dealer itu semata-mata atas perintah. Di sini, bank hanya
bertindak sebagai pialang, yang menerima komisi. Untuk setiap transaksi yang
dibuatnya, bank akan menerima US$ 50 untuk setiap lot.

; Adapun satu lot merupakan kelipatan dari 100.000 dolar AS (USD), dolar
Australia (AUD), Mark Jerman (DM), atau poundsterling (GBP). Katakan ada
nasabah memesan jual 500.000 dolar AS untuk membeli yen -- kemudian didolarkan
kembali ketika yen telah menguat. Untuk kedua pesanan tadi, bank akan memungut
US$ 250 (sekitar Rp 460.000).

; Komisi yang dikenakan bank devisa di Jakarta ternyata tidak seragam. Di…

Keywords: -

---

Foto Terkait