Mahar Paman Pelepas Sandera

Edisi: 11/45 / Tanggal : 2016-05-15 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Sunudyantoro, Mawardah Nur Hanifiyani, Aditya Budiman


KENDURI sederhana menyambut Suriyansah. Keluarga pria 34 tahun ini bersukacita setelah dia bebas dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf di Filipina selatan. Para tetangga diundang ke rumahnya di Jalan Taman Suropati, Kendari, pada Selasa malam pekan lalu untuk bermunajat. Sinonggi, makanan Kendari berbahan tepung sagu, mereka hidangkan. Ada pula nasi ketan dan sup kerang pokea. "Ini semua makanan kesukaan saya," kata Suriyansah.

Setiba di kota kelahirannya dari transit di Jakarta, Suriyansah disambut tangis ibunya, Sumiya, 69 tahun. Di Jakarta, dia sempat mengikuti sejumlah acara penyambutan. Setelah lepas dari tawanan di Provinsi Sulu, Suriyansah diterbangkan ke Zamboanga dengan helikopter. Dari Zamboanga, Suriyansah diterbangkan ke Tarakan, lalu bertolak lagi ke Jakarta.

Pulangnya Suriyansah menjadi babak akhir drama penyanderaan sepuluh warga Indonesia. Mereka bebas pada Ahad, 1 Mei lalu, setelah disekap selama 37 hari. Sepuluh sandera itu awak kapal Brahma 12 dan tongkang Anand 12 yang diculik kelompok Tawing, yang berafiliasi ke Abu Sayyaf. Selanjutnya, Tawing menyerahkan mereka ke kelompok pimpinan Al-Habsi Misaya. Kelompok ini meminta uang tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar.

Mereka dibajak di lepas pantai Pulau Tapul, Kepulauan Sulu, 25 Maret lalu. Suriyansah disandera bersama Peter Tonsen Barahama, Julian Philip, Alfian Elvis Repi, Mahmud, dan Surianto. Selain itu, ada Wawan Saputra, Bayu Oktavianto, Rinaldi, dan Wendi Rakhadian. Brahma 12 dan Anand 12 membawa 7.500 metrik ton batu bara milik PT Antang Gunung Meratus dari pelabuhan khusus di Sungai Puting, Tapin, Kalimantan Selatan. Pada 11 Maret lalu, kapal itu melintasi Sungai Barito dan melego jangkar di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. Setelah mendapat izin pada 15 Maret pukul 23.00 Wita, kapal berlayar menuju Batangas, Filipina.

Suriyansah dan sembilan temannya telah bebas, tapi urusan sandera belum usai. Setelah Suriyansah dan kawan-kawan, ada empat orang lagi ditawan kelompok Abu Sayyaf, Jumat malam, 15 April lalu. Mereka anak buah kapal…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…