Calon Pilihan Poros Ketiga

Edisi: 30/45 / Tanggal : 2016-09-25 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wayan Agus Purnomo, Ananda Teresia , Devy Ernis


Dua pembesuk tiba di ruang rawat inap lantai lima Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa malam pekan lalu. Di situ, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, yang terserang virus, dirawat sejak sehari sebelumnya. Sejumlah tamu, pejabat kementerian yang ditinggalkan Anies pada Agustus lalu, baru saja meninggalkan ruang perawatan.

Mereka bukan pembesuk biasa. Ibunda Anies, yang setia menemani putranya di rumah sakit, pamit sebelum dua tamu itu datang. Tamu pertama adalah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy, kawan lama Anies di Yogyakarta. Ia ditemani pengusaha Aksa Mahmud, adik ipar Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tiba sekitar pukul 20.30, mereka baru meninggalkan sang pasien menjelang tengah malam.

Senyampang menjenguk, tetamu rupanya menanyakan kesediaan mantan Rektor Universitas Paramadina itu menjadi calon Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Aksa menuturkan, Anies memiliki potensi yang seharusnya berguna untuk pembangunan Ibu Kota. "Menjenguk sekalian ngomongin pemilihan gubernur," ujar Aksa, Jumat pekan lalu.

Pertemuan itu kemudian diceritakan Romy—sapaan Romahurmuziy—kepada Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani. Nama Anies, kata Arsul, masuk ke Romy lewat jaringan perkawanan di Yogyakarta. Soal kesediaan menjadi calon gubernur, Anies mengatakan tidak pernah menawarkan diri. Kepada tamunya, ia menyatakan, "Kalau ada orang lain yang dicalonkan, go ahead. Tapi, kalau dianggap bisa menjadi solusi, saya siap."

Setelah mendengar kesediaan itu, Romy menyinggung kemampuan finansial Anies. "Kalau isi tas sampean piye?" ujar Arsul menirukan pertanyaan Romy. Anies menceritakan pengalamannya saat menjadi Rektor Universitas Paramadina. Ketika itu, dia berhasil mengumpulkan uang dari berbagai kalangan untuk universitas di awal jabatannya. Anies tertawa ketika dimintai konfirmasi soal dialog ini. "Saya ketika itu hanya bercerita bahwa suka mendapatkan sesuatu yang tidak direncanakan," kata Anies.

Romy tak mau banyak berkomentar tentang pencalonan Anies. "Nanti saja setelah ada keputusan," ucapnya. Soal kedatangannya menjenguk Anies, dia berujar, "Ah, itu kan maunya kalian." Aksa Mahmud tertawa ketika isi pembicaraan mereka bertiga diceritakan kembali. "Kau ada di sana, ya?" katanya.

Sinyal kesediaan Anies membuat pemilihan gubernur di Ibu Kota makin bergairah. Aksa mengatakan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…