Gempa Keras Di Bumiputera

Edisi: 44/45 / Tanggal : 2017-01-01 / Halaman : 122 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Ahmad Nurhasim, Yandrie,


Keuangan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 terus tekor. Bila gagal melakukan langkah strategis dalam lima tahun ke depan, perusahaan yang sudah berumur lebih dari seabad itu bisa mengalami defisit Rp 20 triliun.

Pendapatan dari premi—kini terdapat 6,7 juta pemegang polis—tidak mencukupi lagi untuk membayar klaim dan ongkos operasi. Jumlah asetnya tidak sebanding dengan kewajiban yang harus dibayarkan. Dalam lima tahun terakhir, kewajibannya mencapai hampir tiga kali lipat dari aset.

Berbagai upaya untuk menyehatkan Bumiputera selama 12 tahun terakhir belum juga membuahkan hasil, sehingga sejak 2013 Otoritas Jasa Keuangan mengawasi secara khusus pionir usaha asuransi jiwa di Indonesia ini.

Kewajiban Lebih Besar Ketimbang Aset:

Selisih antara aset dan kewajiban Bumiputera semakin besar dalam 12 tahun terakhir. Banyak aset yang tidak produktif, sedangkan pertumbuhan kewajiban lebih besar dibanding pertumbuhan investasi. Berikut ini perbandingan aset dan kewajiban Bumiputera sejak 2004.

Besar Klaim Ketimbang Premi
Pendapatan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…