Mendobrak Seni yang Itu-itu Saja

Edisi: 47/45 / Tanggal : 2017-01-22 / Halaman : 42 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Tim Lipsus, ,


Narasi nyeleneh itu cuplikan Bab VII "Etika Hidup di Apartemen" dari novel Kiat Sukses Hancur Lebur karya Martin Suryajaya. Kalimat-kalimat itu terkesan seperti terlontar dari seseorang yang tengah melantur. Tapi cukup menggelitik.

Kehadiran novel debutan Martin itu, yang selama ini dikenal lewat analisisnya yang tajam tentang filsafat, "memusingkan" jagat sastra Indonesia karena bentuknya yang tak lazim. Karya Martin, alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, membongkar cara pandang kita terhadap novel. Cara penceritaan, bahasa yang digunakan, dan cara membuat struktur novel sama sekali berbeda dibanding novel pada umumnya.

Menurut Martin, novelnya itu sebagai sebuah karya yang menghibur diri meski bentuknya "aneh". "Saya hanya ingin menuangkan pengalaman sehari-hari sebagai kesan yang tak bisa dituangkan dalam dunia filsafat," katanya.

Pembaca, Kiat Sukses Hancur Lebur itu merupakan satu di antara ratusan karya sastra yang kami anggap menarik pada 2016. Seperti tahun-tahun lalu, pada awal Januari kami selalu berusaha menengok perkembangan dunia seni dan sastra tahun sebelumnya. Kami memilih karya seni dan sastra yang kami anggap inovatif, menyegarkan, serta membuka kemungkinan-kemungkinan artistik. Untuk penjurian seni, sastra, dan musik pilihan Tempo 2016 ini kami melibatkan pengamat sastra dan penulis Seno Gumira Ajidarma, kritikus sastra Zen Hae, kritikus seni rupa Hendro Wiyanto, pengamat seni pertunjukan Bambang Bujono, serta pengamat musik David Tarigan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, penjurian sastra acap diwarnai "debat cukup panas". Kali ini kami sampai-sampai memerlukan tiga kali pertemuan, termasuk diskusi lewat WhatsApp, untuk menentukan lima besar prosa: Kiat Sukses Hancur Lebur (Martin Suryajaya), Tan (Hendri Teja), Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi (Yusi Avianto Pareanom), O (Eka Kurniawan), dan Jakarta Sebelum Pagi (Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie).

Adapun untuk lima besar kumpulan puisi, pilihan kami adalah Sergius Mencari Bacchus (Norman Erikson Pasaribu), Kawitan (Ni Made Purnamasari), Playon (F. Aziz Manna), Mendengarkan Coldplay (Mario F. Lawi), dan Babad Batu (Sapardi Djoko Damono).

Setelah melalui debat cukup panjang, pilihan prosa akhirnya mengerucut pada tiga kandidat: Tan, Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi, dan Kiat Sukses Hancur Lebur. Kami kemudian menilai kekuatan dan kelemahan masing-masing. Novel Tan karya Hendri Teja, menurut kami, kuat dalam riset sejarah. Penceritaannya lancar dan bahasanya bersih. Hanya, novel ini terasa sangat konvensional dalam membangun narasi. "Kalimat-kalimat Tan yang ada di novel juga tidak layak kutip," kata seorang juri.

Sedangkan Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi kami anggap novel yang unik dan mengasyikkan. Novel ini bersudut pandang dongeng. Cerita dan fantasinya mengalir enak. Petualangan Raden Mandasia dan tokoh lainnya gokil-gokil. Namun kami masih menganggap ada yang mengganggu, di antaranya pengorganisasian bab dan sikap pengarang terhadap sosok-sosok perempuan, yang cenderung misoginis. "Juga ada kecenderungan ekshibisionis. Memuntahkan segala pengetahuan dengan detail. Misalnya anatomi daging dibeberkan sampai sekecil-kecilnya. Terlalu Wikipedia. Ensiklopedis," kata seorang juri. Singkatnya, pengarang kurang menahan diri untuk memamerkan pengetahuannya. "Penyunting seharusnya lebih kejam dalam mengedit," juri lain menambahkan.

Akan halnya Kiat Sukses Hancur Lebur, novel ini menghadirkan sesuatu yang berbeda dalam sastra modern Indonesia. Ia menjadi sebuah cara baru dalam menggarap novel berbahasa Indonesia. Ia keluar dari kategorisasi novel konvensional: tak ada alur cerita, tema, dan latar. "Novel ini menuntut cara membaca yang berbeda," kata seorang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…