Gagal di Poso Pindah ke Marawi

Edisi: 15/46 / Tanggal : 2017-06-11 / Halaman : 92 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Linda Trianita, Wayan Agus Purnomo, Rezki Alvionitasari

Wajah Nur Aini tampak kalut pada Kamis siang pekan lalu. Perempuan berjilbab ini gelisah bukan kepalang karena belum mendapat kabar yang jelas tentang keberadaan anaknya, Anggara Suprayogi, 32 tahun. Rombongan polisi empat minibus yang mendatanginya pada Rabu malam hanya menyampaikan kabar bahwa putra sulungnya itu telah ditetapkan masuk daftar buron teroris yang tengah diburu Kepolisian Nasional Filipina.

"Saya pengen tahu anak saya di mana. Bisa pulang enggak anak saya? Atau langsung dimatiin?" tanya ibu dari delapan anak ini dengan suara parau, di kediamannya di Tangerang, Banten, Kamis pekan lalu.

Dia tak menyangka Angga, anak sulungnya, terlibat dalam pertempuran kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pimpinan Isnilon Totoni Hapilon melawan militer Filipina di Kota Marawi, Filipina selatan. Saat berangkat pada 15 April lalu, Angga hanya mengatakan akan bekerja di Hong Kong. Bahkan, tiga hari berselang, Angga menghubungi istrinya, Kharimah, memberi tahu dia telah tiba di Hong Kong.

"Dia bilang kerja sebagai supplier makanan untuk warga muslim di sana," ujar Nur Aini. Namun dia juga sempat curiga pada perilaku anaknya itu lantaran Angga berangkat tanpa mengabarinya. "Kami tahu dari istrinya." Padahal, sebelum menikah, Angga selalu menceritakan kegiatannya kepada kedua orang tuanya.

Adik Angga, Nurul Alfiyah, mengatakan kakaknya baru menikahi Kharimah setahun belakangan…

Keywords: -

---

Foto Terkait