Jejak Berkabut Anak Medan

Edisi: 27/46 / Tanggal : 2017-09-03 / Halaman : 42 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Gadi Makitan, Danang Firmanto, Sahat Simatupang


NAMA Johannes Marliem tertera dalam salinan sebuah kartu keluarga yang tersimpan di Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Ia disebutkan lahir pada 1985 dengan nama ayah Sahat Panjaitan dan ibu seorang Tionghoa, Sufia.

Meski Marliem berayah Batak, tak ada nama marga di belakang namanya. Keluarganya tinggal di Villa Gading Mas Marindal, perumahan kelas menengah, tak jauh dari rumah Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi. Marliem dikabarkan tewas dengan luka tembak di kepala di rumah kontrakan di Los Angeles, Amerika Serikat, pada 10 Agustus lalu.

Kematiannya menggemparkan karena ia mengaku memiliki 500 gigabita data percakapan perencanaan proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) pada 2010-2012. Marliem adalah bos Biomorf Lone LLC, perusahaan subkontraktor perekam data identitas 170 juta penduduk Indonesia. Kesaksiannya penting untuk mengungkai korupsi proyek senilai Rp 5,9 triliun yang melibatkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto itu.

Sepekan lalu, Tempo menelusuri jejaknya di Medan. Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Febri Diansyah, memastikan Marliem berasal dari kota itu. "Ya, dia dari sana," kata Febri, pekan lalu. Ia mengaku tak punya informasi lebih detail soal identitas laki-laki…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…