Bobo dan Boni dari Rawa Pening

Edisi: 31/46 / Tanggal : 2017-10-01 / Halaman : 56 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : TIM LIPSUS, ,

AMBARAWA

RANGKAIAN kereta itu melaju pelan di kawasan Rawa Pening, Jawa Tengah, pengujung Agustus lalu. Paling depan, lokomotif diesel berkode D 30124 dengan moncong panjang berwarna kuning. Di belakangnya terangkai tiga gerbong penumpang yang terbuat dari kayu berkelir hijau. Penumpang duduk sepasang-sepasang, berhadapan di atas kursi kayu serupa bangku taman yang dipernis mengkilat. Tak ada kaca melapisi jendela. Sepoi angin membelai lembut wajah penumpang yang asyik mengabadikan pemandangan di luar: hamparan sawah hijau, perahu-perahu terapung, serta Gunung Merbabu dan Telomoyo yang menjulang.

Itulah rangkaian kereta wisata yang menjadi salah satu layanan Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah. Pengunjung dapat membeli tiket Rp 50 ribu untuk perjalanan selama satu jam bolak-balik antara Stasiun Ambarawa dan Tuntang sejauh 12 kilometer. Rangkaian kereta itu sama dengan rangkaian yang biasa melintasi jalur ini hingga setengah abad silam. "Lokomotif, gerbong, hingga relnya masih sama semua dengan yang digunakan dulu," kata Ismanto, Manajer Museum PT Kereta Api Indonesia Unit Museum dan Preservation.

Rute kereta Ambarawa pernah terhubung hingga ke Semarang bahkan Yogyakarta. Namun, pada 1970-an, rute ini dinonaktifkan karena kalah bersaing dengan angkutan jalan raya. Stasiun Ambarawa kemudian beralih fungsi menjadi Museum Kereta Api Indonesia mulai 6 Oktober 1976. Sebagian rute,…

Keywords: -

---

Foto Terkait