Kopi

Edisi: 40/46 / Tanggal : 2017-12-03 / Halaman : 130 / Rubrik : CTP / Penulis : Goenawan Mohamad, ,


”Coffee is a lot more than just a drink; it’s something
happening.”

—Gertrude Stein

PADA suatu hari, kopi dan sufi. Di kota pelabuhan Al-Mukha, Yaman, guru tarekat Shadiliyah menuangkan minuman warna hitam itu untuk murid-muridnya,
agar mereka tak tertidur sepanjang malam berzikir.

Delapan abad yang lalu itu, Guru Abu Hassan Ali bin Umar memungut apa yang dilakukan orang Ethiopia, di seberang Laut Merah, beratus-ratus tahun sebelumnya: mengunyah biji kopi, dan mereka tak mengantuk. Di Al-Mukha (dari mana kata ”mocca” yang kita lihat di menu cafe berasal) biji kopi mulai dipanggang dan minuman disiapkan. Dan dengan metode tahan melek ala tarekat Shadiliyah itu para sufi berjalan dari tempat ke tempat, membawa qahwa. Maka kopi pun jadi bagian kehidupan religius, jauh sebelum pemilik Starbucks menjadikannya sebagai adat memuja laba.

”Mereka minum kopi tiap Senin dan Jumat, dari teko besar tanah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…