Anti-sinonim
Edisi: 43/46 / Tanggal : 2017-12-24 / Halaman : 98 / Rubrik : CTP / Penulis : Goenawan Mohamad, ,
Bayangkan suatu hari ketika kita masuk ke sebuah negeri di mana sinonim-ya, sinonim-dimatikan.
Bayangkan jika dalam bercakap-cakap dan menulis, yang sah dipakai cuma kata "sholat" dan bukan "sembahyang"; "saum" dan bukan "puasa". Bayangkan jika tak boleh dipergunakan lagi kata "Cina" dan yang boleh hanya "Tionghoa". Bayangkan jika yang bisa menamai gender ibu kita hanya "perempuan", dan kata "wanita" disingkirkan.
Kita mungkin tak segera menyadari bahwa ketika sinonim hilang, ia tak akan hilang sendirian. Ada yang dihapus dari kehidupan. Kita pelan-pelan akan menemukan diri berada di dunia yang gagap.
Sinonim mendampingi kosakata dengan kata yang berbeda untuk satu pengertian; dalam bahasa Indonesia disebut "persamaan kata". Ia membuka pintu untuk menemui kata lain, seakan-akan jalan-jalan tikus di sebuah ruangan-alur yang membuat pengertian lebih kaya dan lebih terurai. Ruangan itu selamanya akan terbatas, maka memang lebih tepat bila bahasa diumpamakan sebagai "rumah".
Rumah bagi [apa saja] yang ada, itulah bahasa. Sprache ist das Haus des Seins, kata…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…