KEAKRABAN ANTARA SENI DAN GENGSI

Edisi: 36/20 / Tanggal : 1990-11-03 / Halaman : 68 / Rubrik : GH / Penulis :


"HANYA orang intelek yang bisa menikmati seni." Ini pendapat
Ciputra, bos Pembangunan Jaya, setelah lama berbicang-bincang
tentang lukisan. Koleksinya menunjukkan, raja real estate itu
sangat akrab dengan seni lukis. Dengan tekanan suara yang sama
Ciputra melanjutkan, "Seorang tidak berpendidikan pun, kalau
sukses, pasti intelek."

; Adakah ia bercanda atau tidak, nyatanya belakangan ini memang
banyak pengusaha (orang-orang sukses itu) yang gandrung pada
sapuan cat di atas kanvas. Gejala ini tampak mencolok di
Jakarta. Sebut saja nama Sudwikatmono, Robby Johan, Yusuf
Wanandi, Abdulgani, dan Fahmi Idris. Profesi pengusaha besar
kini seakan bergandengan dengan predikat "kolektor lukisan".
Sudwikatmono malah menjadikan salah satu ruang di kediamannya
sebagai galeri pribadi, tempat memajang koleksi lukisannya.

; Ciputra kini sah sebagai pemilik 110 lukisan -- hampir 70
persen di antaranya karya Hendra Gunawan. Sebagian besar
lukisan itu dipampang di rumahnya yang mentereng di kawasan
Pondok Indah, Jakarta Selatan. Bagaikan memasuki museum di
Eropa, lukisan-lukisan itu tertempel di tembok dan plafon
rumah yang sengaja dibuat dengan kemiringan 30 derajat.
Sisanya menghias tembok kantornya di wilayah segitiga emas,
Jakarta.

; "Saya berfantasi dengan lukisan-lukisan itu," kata Pak Ci --
begitu ia biasa dipanggil.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02

Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…

A
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06

Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…

I
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01

Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…