Meraih Sukses Lewat Bisnis Kayu Terpadu
Edisi: 06/24 / Tanggal : 1994-04-09 / Halaman : I- / Rubrik : PWR / Penulis :
SEBAGAI negara kepulauan yang terletak di khatulistiwa, Indonesia memiliki iklim tropis dan tanah yang subur. Keadaan alam itu membuat persada ini kaya akan hutan-hutan tropis yang alami. Karenanya, logis saja jika penduduknya memanfaatkan sumber daya alam tersebut menjadi salah satu aset berharga bagi pertumbuhan ekonominya.
Menyadari potensi hutan yang besar itu, pemanfaatannya tentu harus dilakukan secara bertanggung jawab, dengan mengutamakan eko sistem hutan. Agaknya prinsip ini sudah sejak awal dipegang oleh PT Sumalindo Lestari Jaya.
Berawal dari pengusaha kayu gelondongan dan pemegang HPH (Hak Pengusahaan Hutan), Sumalindo terus berkembang pesat menjadi sebuah perusahaan industri kayu terpadu.
Produk yang dihasilkannya beragam, mulai dari kayu bulat hingga kayu hasil olahan seperti kayu lapis, block board, dan produk kayu lapis olahan lanjutan seperti paper-overlay (kayu lapis yang permukaannya dilapisi kertas), polyester (kayu lapis yang permukaannya dilapisi polyester), fancy (kayu lapis yang permukaannya dilapisi lembaran kayu bertekstur indah), film face (kayu lapis yang permukaannya ditambah lapisan film khusus), dan jenis produksi kayu olahan lainnya.
KEBERHASILAN USAHA
Sebenarnya, kegiatan Sumalindo sudah dimulai sejak tahun 1972. Cikal bakal perusahaan ini adalah Divisi Perkayuan PT Astra International. Delapan tahun kemudian, barulah secara resmi Sumalindo berbentuk badan hukum sendiri. Pada tahun 1986, Barito Pacific Timber, sebuah perusahaan industri kayu terbesar di Indonesia, bergabung dengan membeli saham Sumalindo dari Astra.
Sumalindo memiliki 3 anak perusahaan, yaitu PT Arjuna Perdana Mahkota Plywood yang bergerak di bidang industri kayu lapis dan proses lanjutannya, PT Inti Prona yang mengelola Pengusahaan Hutan, dan PT Sumalindo Hutani Jaya yang menangani Hutan Tanaman Industri.
Pabrik kayu lapis milik Sumalindo terletak di Loa Janan, Samarinda, Kalimantan Timur. Pabrik ini punya kapasitas produksi sebesar 190.000 m3 per tahun. Sedangkan pabrik kayu lapis kedua berlokasi di Tanah Putih, Riau, dengan kapasitas 60.000 m3 per tahun.
Bagi industri pengolahan kayu, kepastian akan tersedianya bahan baku merupakan salah satu kunci keberhasilan industri itu. Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku tersebut, Sumalindo memiliki areal HPH (Hak Pengusahaan Hutan) seluas 662.270 ha yang tersebar di propinsi Kalimantan Timur, Irian Jaya, dan Riau. Pengusahaan hutan ini dilakukan dengan mengikuti ketentuan Pemerintah yang dituangkan lewat sistem TPTI (Tebang Pilih Tanam Indonesia).
Dalam mengantisipasi kemungkinan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
MELANGKAH MAJU dengan KESUNGGUHAN HATI
1994-03-12Ekspor anak perusahaan surya dumai group ini sudah menjangkau ke 27 negara. pertumbuhan penjualan dan…
Yang dibutuhkan pelaku bisnis: Color Pages Indonesia
1994-03-26Segera terbit color pages indonesia. katalog tentang building materials dan equipments, dengan informasi yang lengkap…
BIARKAN KAMI MENYELESAIKAN MASALAH ANDA
1994-01-29Biro administrasi efek (bae) pertama di indonesia. memberikan jasa layanan bagi perusahaan yang akan dan…