NGAYOGYAKARTO HADININGRAT

Edisi: 02/19 / Tanggal : 1989-03-11 / Halaman : I- / Rubrik : PWR / Penulis :


Kangjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi, 7 Maret ini dinobatkan sebagai Sultan Hamengku Buwono X. Untuk menggantikan ayahnya yang mangkat tahun lalu. Seperti ayahnya, Pangeran Mangkubumi sederhana dan demokratis. Upacara penobatan dilakukan dengan penuh kebesaran, sebagaimana layaknya penobatan seorang raja Mataram. Apakah penobatan ini merpakan bangkitnya kembali "neo-feodalisme"?

Pada Selasa Wage 29 Rajab 1921 -- bertepatan dengan 7 Maret 1989 -- Yogyakarta akan kembali menjadi pusat perhatian, baik secara nasional maupun internasional, apalagi lokal. Pada hari itu, seorang raja baru bagi Ngayogyakarto Hadiningrat akan dimahkotai. Pangeran Mangkubumi bakal resmi menyandang gelar Sultan Hamengku Buwono X. Ia menggantikan ayahandanya, Seri Sultan Hamengku Buwono IX, yang mangkat tahun lalu.

Peristiwa langka ini -- penobatan sebelumnya terjadi di tahun 1940 -- seluruhnya berlangsung delapan hari, dengan puncaknya pada tanggal 7 Maret 1989. Di dalamnya, yang antaranya juga sangat menarik, adalah ziarah ke makam Kota Gede dan Imogiri pada dua hari pertama, dan labuhan (di Parang Tritis, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih) serta kirab.

Yang paling menyedot perhatian, tentunya upacara puncak itu sendiri, yaitu Jumenengan atau koronasi sang sultan. Dilaksanakan di Sitihinggil, rangkaian upacara pemahkotaan itu akan berlangsung sehari penuh. Sejumlah 2.000 pengiring akan menyertai upacara, yang semuanya tentu akan memakai pakaian adat Jawa. Semua pusaka dan perlengkapan kebesaran lainnya bakal keluar dari simpanan. Singgasana raja, yang berusia 300 tahun, akan dikeluarkan dari keraton dan dibawa ke pelataran tempat berlangsungnya koronasi.

Kita ketahui, Sultan Hamengku Buwono IX sampai akhir hayatnya belum sempat mengangkat seorang putra mahkota. Oleh karena itu sehelum pemahkotaan sultan berlangsung. Pangeran Mangkubumi akan dikoronasi terlebih dahulu sebagai putra mahkota. Dimulai pada pukul 08.00, prosesi dengan 2.000 pengiring bergerak dari Proboyekso, kediaman sultan di keraton, menuju Sitihinggil, tempat berlangsungnya upacara Gending Monggang dan Kodok Ngorek mengiringi upacara ini. Setelah penobatan Putra Mahkota menjadi Sultan Hamengku Buwono X, diadakan pula pengangkatan beberapa pangeran untuk menduduki jabatan yang ditinggalkan Mangkubumi setelah ia memangku jabatan Sultan. Kemudian dinobatkan istri Mangkubumi sebagai permaisuri -- koronasi permaisuri pertama sejak 100 tahun terakhir. Lalu pidato penobatan.

Seusai upacara, Sri Sultan berkenan menerima ucapan selamat dari para tamu kehormatan, bertempat di Bangsal Sri Manganti. Sore harinya, unjuk bakti (ngabekten) para pangeran dan pembesar keraton kepada Hamengku Buwono X diadakan di Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta.

Esok paginya, 8 Maret 1989, seorang utusan Hamengku Buwono X akan menanam pohon beringin di Alun-alun Utara, tepat di depan istana. Pada hari itu juga, diberangkatkan empat rombongan keraton untuk mengadakan upacara labuhan di keempat tempat sakral bagi Kerajaan Mataram. Yaitu Pantai Parang Kusumo di Pantai Selatan, gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih, di Wonogiri.

Sore harinya, berlangsung upacara kirab. Sultan baru bersama segenap Pangeran, dengan kereta kencana yang ditarik kuda, berkeliling benteng keraton sejauh sekitar lima kilometer. Dalam acara ini rakyat Yogya memenuhi jalan-jalan yang dilakui rombongan Sri Sultan, mengelu-ngelukan Sultannya yang baru.

Jelas, bagi banyak negeri, peristiwa seperti ini sudah menjadi bagian dari masa lalu. Kecuali di negara-negara kerajaan seperti Inggris, Belanda, Jepang dan beberapa negara Skandinavia. Maka tak heran peristiwa unik dan bersejarah ini merupakan daya tarik bagi kaum pelancong. Kapan lagi bisa menyaksikan upacara penobatan yang begitu agung, dan kapan lagi bisa menyaksikan sekitar 2.000 kawula keraton Yogyakarta -- dari pangeran dan kerabat, abdi dalem segala tingkatan dan prajurit keraton, semuanya dalam pakaian adat lengkap menurut tingkat dan derajatnya masing-masing -- menyertai prosesi penobatan rajanya?

Minat masyarakat menghadiri koronasi Sultan Yogya sangat besar. Khabarnya ada rombongan turis asing yang langsung menuju Indonesia selepas menyaksikan pemakaman Kaisar Syowa di Jepang. Panitia Upacara Penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogya mengundang 3.000 tamu kehormatan, para tokoh-tokoh baik nasional maupun lokal yang diundang sebagai pribadi. Tempat para tamu tersebut adalah di Sitihinggil dan Pagelaran. Karena upacara akan dimulai dari Proboyekso, yaitu bagian inti keraton, maka para tamu tidak dapat mengikuti keseluruhan upacara secara langsung. Untung telah dipasang close circuit television (CCTV) di sekitar tempat duduk para undangan hingga keseluruhan upacara akan dapat disaksikan.

Bagaimana dengan puluhan ribu masyarakat lainnya? Merekapun tidak dilupakan. 30 buah pesawat televisi di pasang di sekitar alun-alun Utara yang menjamin mereka untuk dapat mengikuti keseluruhan upacara akbar ini. Dengan demikian baik para turis asing dan lokal serta masyarakat Yogya sendiri, yang tentunya merasa lebih berkepentingab menyemarakkan penobatan rajanya, dapat terpuaskan.

Banyaknya peminat dan terbatasnya undangan sempat melahirkan desas-desus telah dikomersialkannya tanda masuk istimewa itu. Konon, surat undangan diperjual-belikan. Ini jelas ulah "oknum yang tak bertanggung jawab, karena Panitia mengundang tamunya tanpa mengutip bayaran.

Seremoni agung yang langka ini tentu banyak yang ingin meliput dan mengabadikannya. Banyak wartawan dalam dan luar negeri telah berdatangan, siap melaporkan atau merekamnya dalam berbagai media yang ada. Dalam zaman yang kian modern ini, tampaknya secara tak terelakkan mereka menjadi bagian dalam setiap kegiatan, bahkan dalam upacara yang paling sakral pun. Demikian pula partisipasi para usahawan. (lihat Box).

Raja…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
MELANGKAH MAJU dengan KESUNGGUHAN HATI
1994-03-12

Ekspor anak perusahaan surya dumai group ini sudah menjangkau ke 27 negara. pertumbuhan penjualan dan…

Y
Yang dibutuhkan pelaku bisnis: Color Pages Indonesia
1994-03-26

Segera terbit color pages indonesia. katalog tentang building materials dan equipments, dengan informasi yang lengkap…

B
BIARKAN KAMI MENYELESAIKAN MASALAH ANDA
1994-01-29

Biro administrasi efek (bae) pertama di indonesia. memberikan jasa layanan bagi perusahaan yang akan dan…