Melangkah Bersama Sayekti-hanafi

Edisi: 45/18 / Tanggal : 1989-01-07 / Halaman : 27 / Rubrik : TV / Penulis :


SEPEKAN sinetron (sinema elektronik) yang ditayangkan TVRI menjelang tutup tahun 1988 membuktikan bahwa di media milik pemerintah itu ada beberapa tenaga kreatif. Singkatnya, ada kemajuan.

Selama tujuh malam berturut-turut, TVRI bukan saja menghidangkan film yang jauh dari pesan-pesan vulgar, yang acap kali kita lihat pada drama-drama biasa, tapi juga menyuguhkan tontonan dengan mutu yang tak kalah dibanding mutu film nasional karya para sineas Ibu Kota. Padahal, misalnya, ongkos produksi Sayekti dan Hanafi, yang disiarkan 28 Desember, hanya Rp 18 juta -- sedangkan film layar lebar rata-rata di atas Rp 200 juta.

Kritik menggebu yang dialamatkan ke TVRI agaknya berpengaruh. "Kita mesti melangkah. Masa, selamanya jadi bahan maki-makian," kata Irwin Syah, pengarah acara alias sutradara yang melahirkan Sayekti itu. Namun, selain kritik, angin segar yang diembuskan pimpinan TVRI juga besar peranannya. "Dulu, kita itu terpaku pada pola. Mau begini, kita khawatir nggak boleh. Mau begitu, takut dilarang," ujar Irwin Syah lagi.

Pekan sinetron ini diawali dengan pemutaran Ibu dan ditutup…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Maria Mercedes
1994-05-14

Maria mercedes, opera sabun dari meksiko digemari pemirsa televisi di indonesia. tayangan sejenis banyak diminati…

R
Ruang Keluarga
1994-04-30

Televisi mendominasi ruang keluarga. tayangannya mendapat sambutan negatif-positif. layar kaca ini dianggap bisa membodohi pemirsa,…

B
Berita dan Pemirsa
1994-05-28

Siaran berita televisi mempengaruhi pemirsa. persoalannya, acara itu nilai obyektifitasnya tidak lagi ditentukan oleh dirinnya…