RUMAH IMPIAN DALAM KENYATAAN ...

Edisi: 39/16 / Tanggal : 1986-11-22 / Halaman : I- / Rubrik : PWR / Penulis :


kerja adalah kewajiban dan Tuhan menyediakan alam keduanya kita syukuri; alam lingkungan yang nyaman tempat kita bekerja tempat kita berprestasi
(Taufiq Ismail)

Impian memang tak selalu mempunyai kausalitas dengan kenyataan. Tetapi, apa salahnya bermimpi? To dream the impossible dream ternyata, kata banyak orang, justru memacu semangat orang untuk berkarya nyata.

Ir. Ciputra, Presiden Direktur PT Pembangunan Jaya, adalah salah seorang di antara pemimpi semacam itu. Ia pernah memimpikan bahwa Jakarta sebagai kota pantai perlu mempunyai fasilitas rekreasi pantai. Impian itu lalu terwujud dalam bentuk Taman Impian Jaya Ancol, yang kini bahkan lebih diperkaya dengan kehadiran Dunia Fantasi yang terus berkembang di dalamnya.

Sekalipun Pembangunan Jaya telah mengembangkan real estate sejak 25 tahun yang lalu, baru kawasan permukiman Bintaro Jayalah yang mewujudkan sebagian besar impian Ciputra. "Karena di sini kami membangun sebuah kota satelit baru," kata Eric Samola, S.H., Direktur PT Pembangunan Jaya yang membawahi bidang real estate, termasuk PT Bintaro Jaya, anak perusahaan Pembangunan Jaya yang mengelola, membangun dan memasarkan Bintaro Jaya. "Jelas, kami tak bisa hit and run di sini."

Menekankan bedanya konsep kota satelit baru Eric Samola mengatakan: "Karena itu kami tidak hanya membangun rumah, melainkan membangun lingkungan." Untuk pernyataan itu, Bintaro Jaya bahkan sudah mendapat pengakuan dari Pemerintah daerah DKI Jaya yang pada 1985 mengalunginya dengan penghargaan lingkungan perumahan terbaik.

Pembangunan Jaya memang bukan muka baru dalam bisnis real estate. Real estate yang pertama di Jakarta datang. Ini sendiri oleh Pemerintah daerah, yaitu permukiman Kebayoran Baru dan Cempaka Putih. Pembangunan Jaya muncul sebagai perusahaan swasta pertama yang mengusahakan real estate di kawasan Slipi. pada 1961, ketika Jaya baru saja didirikan. Pengusahaan real estate Slipi itu adalah upaya memupuk modal bagi Jaya untuk menangani proyek yang lebih besar. Proyek Senen.

Ketika Pemerintah Daerah DKI Jaya menyerahkan pengelolaan dan pengembangan wilayah Ancol rembangunan Jaya pun mendahulukan pembangunan kawasan industri dan permukimtn sekelu!ll kemudian menggarapnya sebagai pusat rekreasi yang menjadi landmark Jakarta.

Proyek-proyek real estate. Lain yang ditangani Pembangunan Jaya adalah Kramat Jaya Baru, Pesing Jaya Baru. Sunter Jaya Baru dan berbagai jenis perumahan seperti rumah susun dan maisonette di Ancol Barat.

Pengalaman yang kaya? "Namun kami tidak merasa puas dengan pola pembangunan rumah sektoral yang terpisah-pisah itu," kata Ciputra. "Keterbatasan lokasi menghambat para arsitek kami untuk mengembangkan keterpaduan antara pembangunan lingkungan dan alam sekelilingnya. Kami selalu merasa hanya membuat kantung-kantung perumahan yang tidak menyatu dengan manusia dan lingkungannya."

Tetapi, pekerjaan yang menyibukkan dan menyerap konsentrasi Pembangunan Jaya pada sektor jasa konstruksi rupanya sempat membuat perusahaan ini seolah-olah kehilangan minat untuk meneruskan impiannya di bidang real estate. "Malahan tanah di Bintaro Jaya ini dulu sempat hampir dijual kepada Perumnas karena bisnis konstruksi Jaya sedang memerlukan dana yang besar," kata Eric Samola.

Bidang tanah milik Pembangunan Jaya di Bintaro ini memang agak lama tidak diolah. "Sambil menunggu pengalaman yang lebih kaya dalam mengembangkan sebuah kawasan permukiman," kata Ir. Nugroho, salah seorang wakil direktur PT Bintaro Raya. Tanah itu sendiri semula dimiliki oleh perusahaan lain yang berniat menjualnya karena mereka lebih yakin untuk mengembangkan real estate. di daerah Jakarta Barat. Ciputra langsung memutuskan agar Prembangunan Jaya membeli tanah itu. Ia, agaknya, melihat bahwa impiannya bisa menjadi kenyataan di kawasan itu.

"Itu karena saya melihat bahwa kawasan ini masih memberi kemungkinan luas untuk dikembangkan," kata Ciputra. "Dalam real estate baru, kita harus mengembangkannya secara besar dan konsentrasi di satu wilayah. Untuk itu, segala daya dan dana harus dikerahkan."

Mengembangkan secara besar ternyata juga dilakukan untuk tujuan pre-emptive. "Kalau kita kembangkan secara kecil-kecil," kata Eric Samola, "pengusaha lain akan segera menarik keuntungan dengan mengembangkan real estate baru di sebelah-sebelahnya." Itu tentu merugikan karena reas estate pembonceng itu ikut memanfaatkan prasarana yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
MELANGKAH MAJU dengan KESUNGGUHAN HATI
1994-03-12

Ekspor anak perusahaan surya dumai group ini sudah menjangkau ke 27 negara. pertumbuhan penjualan dan…

Y
Yang dibutuhkan pelaku bisnis: Color Pages Indonesia
1994-03-26

Segera terbit color pages indonesia. katalog tentang building materials dan equipments, dengan informasi yang lengkap…

B
BIARKAN KAMI MENYELESAIKAN MASALAH ANDA
1994-01-29

Biro administrasi efek (bae) pertama di indonesia. memberikan jasa layanan bagi perusahaan yang akan dan…