SEGUDANG FANTASI DARI TAMAN IMPIAN

Edisi: 27/15 / Tanggal : 1985-08-31 / Halaman : I / Rubrik : PWR / Penulis :


APA yang tak dapat Anda temukan di Taman Impian Jaya Ancol ? Pertanyaan ini tentu lebih mudah dijawab daripada mencari dan menyebut semua yang ada dan tersedia di kawasan rekreasi ini. Orang yang canggih akan berkata: ah, Ancol belum punya skylift. Tetapi, Ancol sudah menyediakan yang lebih canggih: pelabuhan yacht, tempat berselancar angin, gelanggang berkuda, lapangan golf. Yah, Ancol belum punya kurhaus. Memang, tetapi Ancol punya teater mobil, sebuah hotel internasional dan cottage yang nyaman. Restoran yang tersedia di Taman Impian Jaya Ancol pun menawarkan citarasa maupun tingkat kecanggihan yang sangat beragam: Jepang, Korea, Eropa, Manado, Jawa, Padang, dan sebutlah lagi yang lain.

Ancol dulu memang hanya rawa-rawa yang dihuni nyamuk, kawanan kera dan para penyamun yang hincit dari kejaran polisi Belanda. Daerah Gunungsahari saja pada saat itu sudah merupakan daerah pinggiran tempat menir-menir Belanda membangun rumah dengan halaman luas sebagai peristirahatan.

Hingga tahun 1964 Ancol masih berupa hamparan rawa. Lalu seorang insinyur bernama Ciputra yang pada tahun 1967 sebagai pimpinan PT Pembangunan Jaya, mulai melirik ke kawasan ini. Dengan tanah seluas 550 hektar rawa yang telah direklamasi menjadi daerah yang dipandang ideal untuk industri, perumahan dan rekreasi.

Mungkin awalnya adalah sebuah mimpi. Kawasan rekreasi yang digagas Ciputra ini pun tak ayal lagi diberi nama Taman Impian Jaya Ancol. Dari seluruh rawa yang di-reklamasi itu, seluas 137 hektar dipakai untuk membangun kawasan rekreasi. Pada tahap pertama serba sederhana, yang disebutnya seperti pada zaman revolusi agraria sebagai generasi pertama TIJA hanya memanfaatkan keadaan alamnya saja: pantai. Listrik belum lagi dimasukkan.

Malam hari hanya dinyalakan beberapa obor di tepian pantai. Masyarakat Jakarta lalu mengenal sebuah tujuan baru untuk ber-rekreasi. Ancol! tempat yang semula selalu disebut dengan gurauan "tempat jin buang anak", sekarang telah mempunyai sirkuit balap mobil, night club dan fasilitas pantai.

Pada masa awal itu pantai Ancol memang mirip sebagai lover's lane yang panjang. Malam-malam, sepasang demi sepasang mahluk muncul dan memadu janji di keremangan malam. Tempat rekreasi ini masih lebih banyak dinikmati oleh pasangan-pasangan kekasih. Lalu tahap kedua pembangunan TIJA pun dimulai pada tahun 1973 dengan memasukkan unsur teknologi. Revolusi industri mulai dimanfaatkan merupakan babakan generasi kedua. Dibangunlah fasilitas rekreasi yang dapat dinikmati oleh seluruh keluarga, seperti: Gelanggang Samudra, Gelanggang Renang, hotel, cottage, hostel, lapangan golf, teater mobil, pasar seni, marina dan lain-lain. Potensi alam sudah digabungkan dengan teknologi modern.

Keluarga-keluarga mulai berduyun-duyun datang. Apalagi setelah Taman Impian Anak-anak dibuka, dimana anak-anak dapat bermain sambil mengembangkan kreativitas, Taman Impian Jaya Ancol semakin ramai dikunjungi. TIJA bahkan sudah menjadi landmark, bagi Jakarta. Setiap tamu yang datang dari luar kota atau luar negeri selalu diajak pesiar ke Ancol, seakan-akan belum di Jakarta kalau belum ke Ancol.

Sebagai perusahaan yang mengandalkan teknologi dan inovasi, sudah dapat diduga bahwa langkah lanjut Pembangunan Jaya adalah menerapkan teknologi canggih untuk mengembangkan kawasan rekreasi Ancol ini. Demikianlah, tahap ketiga pembangunan TIJA memang memakai teknologi canggih. Tahap.ini diawali dengan pembangunan Dunia Fantasi yang akan diresmikan pembukaannya pada 29 Agustus 1985 ini. Dunia fantasi yang menampilkan jenis hiburan berteknologi canggih ini memang ternyata membangkitkan minat penduduk Jakarta. Sejak soft opening pertengahan Juni yang lalu, sudah setengah juta pengunjung datang ke sana. Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol sendiri kini mencapai ratarata 760.000 per bulan. Mulai tahun 1979 jumlah pengunjung pertahun bahkan mencapai 10 juta orang.

Dunia fantasi yang terletak di sisi barat TIJA, bersebelahan dengan pelabuhan khusus kapal pesiar Marina, dibangun di atas tanah seluas 9,7 hektar. Ini memang baru babak pertama, yaitu Fantasi Keliling Dunia. Seluruh kawasan Dunia Fantasi nantinya akan mempunyai areal seluas 60 hektar bahkan dicita-citakan menjadi 200 ha yang dibagi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
MELANGKAH MAJU dengan KESUNGGUHAN HATI
1994-03-12

Ekspor anak perusahaan surya dumai group ini sudah menjangkau ke 27 negara. pertumbuhan penjualan dan…

Y
Yang dibutuhkan pelaku bisnis: Color Pages Indonesia
1994-03-26

Segera terbit color pages indonesia. katalog tentang building materials dan equipments, dengan informasi yang lengkap…

B
BIARKAN KAMI MENYELESAIKAN MASALAH ANDA
1994-01-29

Biro administrasi efek (bae) pertama di indonesia. memberikan jasa layanan bagi perusahaan yang akan dan…