Astronomi Para Santri

Edisi: 25/10 / Tanggal : 1980-08-16 / Halaman : 51 / Rubrik : ILT / Penulis :


BERPUASALAH menurut rukyah dan berbukalah (akhiri masa puasa) menurut rukyah. Bila bulan ternyata kabur, cukupkan saja bulan Sya'ban tiga iuluh hari." Berpegang pada sabda Nabi Muhammad tersebut, setelah gagal melakukan ruyatul-hilal (upaya melihat bulan dengan mata telanjang), maka Departemen Agama menetapkan 1 Ramadhan 1400 Hijriah jatuh pada 14 Juli.

Tapi kaum hisab (ahli matematik) di banyak pesantren berpendapat bahwa Ramadhan jatuh pada 13 Juli. Penetapannya itu didasarkan pada penglihatan awal ijtima' (konjungsi) ketika bulan, bumi dan matahari suatu saat terletak pada satu poros. Pusat Meteorologi dan Geofisika, Jakarta, misalnya, mencatat bahwa ijtima' akhir Sya'ban jatuh pada 12 Juli, jam 13.46 -- tak jauh berbeda dengan perhitungan ahli hisab pesantren.

Hilal bulan) ketika itu memang tak bisa dilihat mata telanjang dengan jelas (ru'yatul-hilal bil fi'li). Sebab mendung menghalangi penglihatan. Dan konon, menurut Ali Ichsan, ahli hisab Pesantren Jampes, Kediri, sangat sulit sekali melihat bulan sesudah beduk lohor. Maka para ahli hisab pun kembali pada lanjutan hadis Rasululloh "Bila kamu dihalangi mendung perkirakanlah."

Sedang Departemen Agama menjauhi perhitungan kaum…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

E
Ekornya pun Bisa Menembak
1994-05-14

Dalam soal ekonomi, rusia bisa dikelompokkan terbelakang. tapi teknologi tempurnya tetap menggetarkan barat. kini rusia…

I
Ia Tak Digerakkan Remote Control
1994-04-16

Seekor belalang aneh ditemukan seorang mahasiswa di jakarta. bentuknya mirip daun jambu. semula ada yang…

P
Pasukan Romawi pun Sampai ke Cina
1994-02-05

Di sebuan kota kecil li-jien, di cina, ditemukan bukti bahwa pasukan romawi pernah bermukim di…