Bukan Hanya Mengintip Bintang

Edisi: 47/08 / Tanggal : 1979-01-20 / Halaman : 47 / Rubrik : ILT / Penulis :

ASTRONOM Johannes Kepler pernah menyusun suatu lagu klasik berjudul "harmonika antariksa" 20 tahun yang lalu. Not baloknya dipetik dari Irama planet yang mengelilingi matahari.

Orang waktu itu menertawakan Kepler. Sampai dua tahun lalu, tiga orang Amerika -- Prof. John Rodgers, Prof. Willie Ruff dan komponis musik komputer Laurie Spiegel -- membuktikan kebenaran observasi astronom Jerman itu (TEMPO, 7 Mei 1977). Teori musik-antariksa itu awal Januari lalu diungkapkan kembali dalam pertemuan ilmiah Himpunan Astronomi Indonesia di Jakarta. Bukan oleh seorang profesor, tapi oleh seorang mahasiswa astronomi ITB yang juga pengamat musik klasik. Ninok Leksono, sengaja berusaha menggmbarkan betapa akrabnya dunia ilmu falak denan dunia para musikus.

Kedua dunia itu memang berbeda. "Astronom melihat tata surya untuk pengetahuan astronomi sendiri, tapi musikus melihat keindahannya untuk melahirkan karya seni," ujar Ninok Seorang astronom, tentu saja, dapat meniadakan unsur malam. Tapi musik justru sangat terbelenggu oleh suasana malam. Makanya suasana malam -- terutama berkat kehadiran bulan - sangat menonjol dalam lagu-lagu yang bernada romantis dan hening.

Mahasiswa ilmu falak itu lantas mengutip beberapa lagu Perancis yang dihiasi suasana malam. "Dan jangan lupa, lagu kebangsaan Malaysia, Terang Bulan," katanya.

Di Jawa, anak-anak desa biasa mendendangkan lagu 'Padang Mbulan' (terang bulan). Juga penyanyi Erni Djohan dan Trio Bimbo punya lagu tentang bulan yang "memancar cahaya perak" dan "merah di langit".…

Keywords: Astronomi, Johannes Kepler, Prof. John Rodgers, Prof. Willie Ruff, Laurie Spiegel, Himpunan Astronomi Indonesia, Ninok Leksono, Erni Djohan, Trio Bimbo, Waldjinah, Enny Kusrini, M.M. Purbo Hadiwidjojo, 

---

Foto Terkait