MALAM BAYANGAN & KENYATAAN ; NIGHT CLUB ANTARA TERANG & GELAP

Edisi: 03/01 / Tanggal : 1971-03-20 / Halaman : 29 / Rubrik : HB / Penulis :

"Dengan adanja night club yang menghidupi 5.000 orang, belum
termasuk keluarganja, saja kira saja mendapat pahala. Pahala itu
saja kira lebih tinggi dari maksiat ....."

; -- Ali Sadikin, didepan para Gubernur dan Bupati se-Indonesia.

; TIDAK djelas apakah karena kagum atau merasa kaget, para
Gubernur dan Bupati jang hadir dalam malam ramah tamah di
Tropicana itu bertepuk tangan. Lalu madju Abdoel Hajat, manager
night club itu. Dengan gembira disampaikannja harapan agar
segala jang dilihat para tamu malam itu dapat ditrapkan didaerah
masing-masing. Dan apa jang dilihat para tamu, jaitu apa jang
djuga langsung ditrapkan bersama-sama ditempat itu djuga:
menggosok-gosokkan sepatu masing-masing dilantal sampai larut
malam.

; Apakah setelah pengalaman malam itu, jang barangkali untuk
sebagian di antaranja bukanlah pengalaman pertama para Gubernur
dan Bupati itu bermaksud mentrapkan didaerah masing-masing,
tentunja tergantung dari situasi setempat dan keberanian sang
pedjabat. Kenjataan menundjukkan, klub-klub hiburan malam
sekarang tidak lagi hanja ada di Djakarta, tapi djuga
dikota-kota lain di luar Djakarta. Bahkan kabarnja beberapa jang
ada didaerah itu lebih berani dari jang ada diibukota.

; Bagi Gubernur Djakarta Raya Ali Sadikin mungkin pada mulanja
djuga adalah berani. Tapi rupanja bukan tjuma itu. Disamping
berani bagi sang Gubernur adalah menambah atribut jang
dianggapnja harus ada bagi sebuah kota metropolitan - setudju
atau tidak setudju. Maka sedjak Ali Sadikin memproklamirkan hal
itu, klub-klub malampun bertumbuhan bagaikan bibit bagus jang
dideking oleh petani jang bagus. Dulu Djakarta hanja mengenal
nama-nama seperti Jacht Club di Tandjung Priok, Dharma Nirmala
atau Transaera. Nama-nama itu dengan tjepat tenggelam dengan
muntjulnja nama-nama klub hiburan generasi metropolitan jang
bagaikan berlomba-lomba mentjegah matahari terbenam di ibukota.
Dari Miraca Sky Club diatap gedung Sarinah didjalan Thamrin,
turun kebawah bajangan Monumen Nasional jang berpuntjak emas
dilapangan Merdeka, klub-klub hiburan malam baru bermuntjulan
dimana-mana dengan nama-nama asing jang kadang tidak bisa
dikatakan mudah diutjapkan oleh lidah pribumi: La Casa Cosyndo
atau jang dikenal sebagai LCC, Blue Gardenia, Cleopatra Night
Life, Marcopolo, Indonesia Golden Gate, Galaxy Club, Tropicana,
Paprica dan entah apa lagi. "Saja ingin Djakarta hidup 24 djam"
kata Ali Sadikin dihadapan para Gubernur dan Bupati dinight club
Tropicana malam itu. Djakarta barangkali memang sudah hidup 24
djam sebelumnja, tapi dengan 21 night club jang sekarang muntjul
ditambah dengan tidak kurang dari 25 Bar & Restaurant jang tidak
semata-mata menjuguhkan hiburan dan pertundjukan, Djakarta
rupanja memang kian betah melek bagaikan orang terus-menerus
minum kopi. Dari 21 night club itu memang sudah dua jang gulung
tikar, tapi sementara itu seperti didjelaskan oleh Eddy Rosadi
dari Bapparda DCl, "sepuluh buah lagi sudah mendapat izin dan
sedang dalam persiapan", sementara sudah terdaftar pula
"tigapuluh buah restoran baru."

; Rangsang. Sjahdan maka ditempat-tempat itu kehidupan malam jang
dimaksud Ali Sadikin berputar. Dengan mengantongi sepuluh atau
15 ribu rupiah - suatu djumlah jang tentu sadja bukan ketjil
bagi rata-rata orang Indonesia -- seorang boleh menenggelamkan
diri dari kepenatan siang atau pikiran jang lagi kusut diruang
night club jang sedjuk dan temaram, berdansa sampai lojo dalam
arus musik jang tak putus-putus, dalam minuman jang ia pilih
sambil ngobrol setengah sadar. Dan aman. Tak perlu risih ada
polisi, tak ada hansip jang akan mengintip. Tak ada diskriminasi
dan tidak ada anak ketjil jang mengganggu. Jang ada antaranja,
mungkin wanita…

Keywords: -

---

Foto Terkait