NAFSU BESAR TENAGA KURANG ?
Edisi: 27/01 / Tanggal : 1971-09-04 / Halaman : 14 / Rubrik : DH / Penulis :
INILAH laporan dari sebuah pulau ketjil jang besar njalinja dan
besar nafsunja. Dikatakan ketjil karena diatas tanah jang
luasnja kurang lebih 16 ribu kilometer persegi hidup tjuma
400.000 manusia -- anak tjutju Adam jang sedikit beraneka ragam:
ada jang disebut sebagai pribumi dan konon lebih dari tigapuhlh
persen dikenal sebagai WNI keturunan Tjina. Meskipun demikian,
susah membedakan mereka karena baik jang "asli" maupun jang
"impor" sama-sama sipit matanja, bahkan terkadang seorang Tan
tjoklat kulitnja, atau seorang prijaji tegak rambutnja.
Barangkali semua itu pertanda benarnja kisah.sedjarah, bahwa di
pulau Gagak itu pada abad ke -- 19 hidup sekitar 680 pekerdja
Tionghoa jang merupakan kelandjutan dari kedatangan Wan
Abduldjabar -- seorang keturunan Tjina melepaskan puterinja
dikawin tjutju Sultan Palembang. (lihat box).
; Agen-Agen Peking
; Kelihatannja memang harmonis sekali pergaulan masjarakat dipulau
itu meski pun mungkin bagi pendatang dari Djawa, ketjurigaan
pada seorang WNI jang bebas bertjotjok tanam didesa-desa pulau
itu akan bertambah tebal. Dan ketjurigaan sematjam itulah
barangkali jang sebara tidak langsung mengllalangi hasrat
masjarakat setempat untuk melepaskan diri dari wilajah Sumatera
Selatan. Seorang pemndjau Musjawarah 3 Daerah di Pangkalpinang
(7--10 Agustus 1971) menjaksikan paduan 2 ragam kelompok manusia
itu mengatakan: "Seorang Gubernur untuk daerah ini haruslah
seorang sosiolog tulen jang sekaligus seorang spion". Sebab
tidak mustahil, didaerah jang terbuka seperti pulau Bangka itu"
agen-agen Peking bebas mendjadikannja batu lontjatan ke
Djakarta". kata L.M. Silalahi SH, Ketua Pengadilan Negeri
Pangkalpinang. Dari mereka sadja dapat ditarik kesimpulan, ada
sematjam ke, khawatiran pada orang-orang diluar masjarakat
Bangka Belitung bahwa usaha Pemekaran ke -- 3 daerah disana 2
dikendalikan oleh tjukong-tjukong". Disini sebenarnja bermula
suatu kisah tentang besarnja njali dan nafsu rakjat ke -3 daerah
itu, meskipun sebuah prasangka tengah disiapkan orang untuk
ditebarkan seperti djala.
; Di Djakarta, sementara orang repot mengurus soal pidjat dan
mandi Turki. Sedjumlah tangan tangan Presidium Perdjoangan
Propinsi Bangka--Belitung (P3 BB) tak bosan-bosannja bergerak
untuk mejakinkan Penguasa Pusat maupun ang gota-anggota DPRR
setjara" resmi maupun pintu belakang", seperti dikatakan salah
seorang anggota perwakilan. "Kami mengerti kalau bapak-pabak
dipusat ini tidak begitu antosias dengan keinginan dan
tjita-tjita kami, karena mereka tidak lebih tahu dari rakjat
Bangka sendiri tentang daerah kami", kata Hadji Usman Sani,
seorang pengusaha/pedagang jang nampaknja punja "nafsu"
berdjuang djuga seperti beberapa kaum intelektuil para pemuda &
mahasiswa Bangka di Djakarta. "Oleh karena itu djalan jang
paling baik tanpa bosan memberikan pengertian -- dan itu tugas
kami disini", sambungnja pula.
; Habis Pemilu Tak Menentu
; Didalam Malam Pembukaan Musjawarah 3 Daerah di Pangkalpinang,
seorang bertanja dimuka lorong pada mereka jang mengaku rakjat
Bangka, sebagaimana dapat disimpulkan dari tek tjeramahnja:
"Djadi pengertian jang bagaimana jang akan diberikan pada
Penguasa Pusat?" Ia tidak mendjawabnia sendiri dan wakil-wakil
jang di Djakarta djuga tidak menjahut. Tapi bukan berarti bahwa
apa jang telah mereka idam idamkan sedjak lebih dari 10 tahun
jang lalu itu -- berlalu begitu sadja. Darinja jang besar itu
telah lahir pikiran-pikiran jang sedikit sistematis. Setidaknja
dibidang politik -- hingga ditahun 1970 jang lalu, persisnja
pada hari bulan 28 Agustus -- Handoko Widjojo, salah seorang
anggota DPRGR, telah membubuhkan tanda-tangannja jang pertama
untuk suatu Rantjangan Undang-Undang Pembentukan Propinsi
Bangka-Belitung. "Hanja sajangnja, mendekat Pemilu jang lalu
penindjauan kembali dan rentjana pengesahannja oleh Menteri
Dalam Negeri dan Presiden ditunda sampai sesudah Pemilu", udjar
Drs. Irham, anggota Presidium untuk Kabupaten Bangka. Agaknja…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
HORMAT BENDERA, DUA KALI SEHARI
1985-02-02Semua siswa diwajibkan memberi hormat bendera merah putih sebelum dan sesudah pelajaran. selain memasang wayang…
ANCAMAN-ANCAMAN DARI PUNCAK
1985-01-26Tanah di kawasan puncak menjadi labil dan kualitas serta kuantitas air menjadi merosot. presiden meminta…
ANTRE BEBAS BH DI JAWA TENGAH
1984-04-21Beberapa kabupaten dan kotamadya di jawa tengah, di nyatakan bebas buta huruf.