WETON KEBUN RIA

Edisi: 27/01 / Tanggal : 1971-09-04 / Halaman : 23 / Rubrik : PWS / Penulis :

MINGGU sore pertengahan Agustus jang lalu adalah hari istimewa
di Taman Ria. Serombongan botjah tangung pasang gaja dipanggung
sementara angin sore menggeliat ketjil, mentjiptakan kilauan
emas pada muka air jang ditimpa matahari jang sedang menukik,
kebumi. Satu tahun telah berlalu, sedjak ibukota menghadiahkan
kepada warganja sebuah Taman Ria Remadja. Satu tahun telah
berlalu, sedjak njonja-njonja pembesar di Djakarta menjisihkan
sebuah sumbangan untuk memberikan keserjipatan bergembira dan
berpatjaran setlara terhormat, bagi generasi mudanja.

; Seorang lelaki djangkung, kurus dan berleher pandjang, memimpin
kegembiraan. Walaupun umumnja sudah enam puluh tahun, tetapi ia
masih bersemangat untuk menggerakan tangannja memimpin rombongan
itu menjanji dengan suara padu. Ia djuga memimpin beberapa orang
anak-anak, untuk memainkan sandiwara ketjil-ketjilan, dalam
iringan gamelan jang lirih, hasil kerdja beberapa gadis jang
berumur belasan tahun. Di seberanganja, sedjumlah orang tua
berikut putera-puterinja dengan tidak beraturan menundjukkan
giginja kesenangan. Di antaranja terdapat djuga Njonja Tien
Suharto, jang pada upatjara kegembiraan itu tidak menjampaikan
sepatah atau dua patah kata. Hadir djuga Ir Prajogo jang
mewakili pedjabat Gubernur Ali Sadikin, jang telah naik kemimbar
untuk keperluan berpatah-patah kata jang pada pokoknja laporan
tahunan Taman Ria Remadja.

; Kebun, Anak-anak. Lelaki djangkung jang mendjadi pemimpin itu
ternjata Pak Kasur, kekasih anak-anak Indonesia. Telah lama ia
tak membawa kabar. Kini pelan-pelan ia muntjul kembali ketengah
masjarakat ketjilnja. Jang dipimpinnja tentu sadja, anak-anak
jang tergabung dalam Club Permata Ria jang memang mendjadi
anak-anak asuhannja. "Ini bukan Taman Kanak-Kanak tetapi…

Keywords: -

---

Foto Terkait