Sarung Tangan Syumanjaya

Edisi: 43/01 / Tanggal : 1972-01-01 / Halaman : 32 / Rubrik : FL / Penulis :

SEORANG bekas pedjuang, setengah tua, tjatjat badani dan
kira-kira djuga djiwani, hidup membudjang dengan rumah mewah
serta villa bagus di Bali. Tokoh itu dihadapkan dengan keadaan
jang bertentangan dengan tjita-tjita jang mendorongnja bersama
banjak teman lain--berdjuang bagi kemerdekaan: korupsi dan
penjelewengan. Tentang orang itulah kiranja Sjumandjaja melalui
film Lewat Tengah Malam-nja ingin bertjerita. Sekali ini ia
tidak hanja menulis skenario, tapi tjerita dan penjutradaraan
sekaligus djuga ditanganinja.

; Bekas pedjuang itu Lono (Rachmat iidajat). Masa ketjilnja
direnggut kehidupan melarat, masa remadjanja habis didjaman
revolusi. Masa peka itu meninggalkan berbagai kenangan emosionil
Jang pahit pada sanubarinja, sebab selain kakinja jang tjatjat
seluruh anak buahnja djuga pernah tersapu bersih oleh pasukan
kavaleri berlapis badja Belanda.

; Patriotik. Masa damai tidak membawa ketenangan pada djiwa Lono.
Ia sudah terbiasa dengan romantik revolusi, sementara
teman-temannja banjak jang sempat menikmati kehidupan merdeka
atau kerugian negara. Keadaan matjam itulah jang menondjolkan
Lono kesuatu tindakan jang - katakanlah --sedikit patriotik,
tjukup romantis namun melanggar undang-undang. Jang tidak di
langgarnja hanja prinsip jang ditjiptakannja sendiri tentang
korban jang harus di garap, djalan menggarap dan untuk apa buah
garapan itu. Dengan tjara istimewa Lono selalu bisa memasuki
rumah orang-orang tertentu jang menikmati kemerdekaan atas
tanggungan negara. Dan sama ia mengeluarkan emas, permata dan
uang. Dan sebelum pergi dari medan operasinja, sepasang sarung
tangan hitam selalu ditinggalkan sebagai tanda. Sang korban
tentu selalu melapor polisi, tapi laporan tidak…

Keywords: -

---

Foto Terkait