Pssi: Mau Apa Lagi ?

Edisi: 31/04 / Tanggal : 1974-10-05 / Halaman : 46 / Rubrik : LAPUT / Penulis :


PSSl memancing heboh lagi. Anjas dan kawan-kawan "menghilang"
tanpa berita. Begitu sebuah judul berita olahraga Kompas
(tanggal 23 September 1974). Isi berita selanjutnya mengatakan
bahwa rombongan PSSI tur Eropa itu seharusnya tiba kembali pada
tanggal 19 September. Namun sejak tanggal 18 September
Sekretariat PSSI kehilangan kontak dengan mereka. Juga
disebutkan, sejak Suparyo kembali ke Tanah Air, tinggal Sekjen
PSSI Joemarsono dan Pelatih Aang Witarsa yang mendampingi 10
pemain yang sedang melakukan tur tersebut. Lalu sedikit ulasan:
tidak diketahui persis apa sebabnya. Mungkin para pemain "takut
kehilangan muka" (akibat kekalahan menyolok), sehingga mereka
pulang sendiri-sendiri. Ekor berita disertai kutipan kelakar di
kalangan pengurus PSSI: mereka "sedang minta suaka di negara
lain".

; Tentu saja ramai orang mempergunjingkan, meski pada hari
tersiarnya berita itu juga (23 September) rombongan PSSI muncul
di Halim Perdanakusumah -- lengkap dengan wartawan Kompas,
Sumohadi Marsis, yang menyertai perlawatan. Untuk menimpakan
semua kesalahan pada si pembuat berita, Valens juga tidak
seluruhnya benar. Sebab (konon kabarnya) rekan wartawan Kompas
ini mencari berita itu langsung dari sumber yang paling
berwenang. Ia menilpon Kosasih -- yang ternyata kehilangan
kontak dengan anak-buahnya. Dan orang pun maklum akan sifat
Ketua Umum PSSI ini: di kala mendongkol dia suka membanyol.

; Tur Komitmen

; Tapi banyolan itu tidak berhenti di situ. Ia menggiring
penggemarnya dari pergunjingan kepada permasalahan PSSI yang
lebih hakiki. Teringatlah orang pada pertemuan pers Suparyo,
Ketua II/Ketua Komtek PSSI menjelang keberangkatan PSSI pada
tanggal 27 Agustus yang lalu. Di depan para wartawan olahraga
Ibukota, ia membeberkan panjang-lebar tentang macetnya rencana
kerja Komtek yang telah disusunnya. Namun mengenai tur Eropa
itu, diakui sebagai "tradisi" baru team PSSI yang akan dilakukan
setiap tahun. Meskipun ditambahkan, untuk menangguhkan
perlawatan itu mustahil, lantaran pengurus PSSI telah membikin
komitmen pertandingan dengan kompanyonnya. di Eropa sejak bulan
Pebruari lalu. Suparyo pamit dengan restu pengertian:
membatalkan tur lebih memalukan dari sekedar kehilangan muka
karena kekalahan.

; "Tur Komitmen" diawali dengan mendaratnya rombongan PSSI di
Ibukota Denmark, Copenhagen pada tanggal 28 Agustus. Dan negeri
Denmark 'mengingatkan peristiwa 4 tahun yang lalu ketika
pengurus PSSI periode 19711974 mengawali masa jabatannya dengan
melakukan pertandingan lawan kesebelasan "Frem" dari Denmark.
Dalam pertandingan internasional yang pertama itu -- dan
disaksikan oleh Presiden Suharto -- PSSI menang 3-l. Tapi di
akhir masa-jabatan kepengurusan Kosasih dkk (secara kebetulan)
agaknya Denmark tidak selunak 4 tahun yang lalu. Setelah
menderita kalah 2-9 lawan klub "Oesters" di Voxjo, Swedia (1
September), team kembali ke Copenhagen dan hancurlah PSSI oleh
Kesebelasan Nasional Denmark 0-9 (3 September). Pertandingan
berikut di Kristiansand lawan kesebelasan Norwegia "Under 23",
lagi-lagi PSSI kalah 0-1 (5 September).

; Kalah Segala-galanya

; Sampai di sini, sementara jejak mereka tak ada berita, Suparyo
yang karena habis waktu cutinya pularg ke Jakarta. Tapi diluar
dugaan, berita permintaan pengunduran diri Suparyo sebagai Ketua
Komtek lebih dulu tiba dari orangnya. Mustahil nampaknya, tapi
diakui kebenarannya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…