ANAK-ANAK DI BAWAH POHON KARET

Edisi: 36/08 / Tanggal : 1978-11-04 / Halaman : 43 / Rubrik : DH / Penulis :


MEMPERGUNAKAN tenaga kerja anak-anak (7-12 tahun) di
perkebunan-perkebunan (negara atau swasta) nampaknya tak kunjung
mereda. Ada dua pihak yang memanfaatkan tenaga kerja jenis ini.
Yaitu pertama anemer-anemer yang bekerja di perkebunan untuk
pekerjaan yang ringan-ringan (misalnya membersihkan areal
perkebunan atau menyebarkan pupuk). Untuk tugas ini anak-anak
tadi menerima gaji Rp 100 sampai Rp 150 perhari. Ruruh dewasa
sekitar Rp 300 sampai Rp 400.

; Pihak kedua ialah para orang tua si anak sendiri. Ini terjadi
karena buruhburuh di perkebunan sekarang mengenal sistim
borongan dalam pekerjaan. Di perkebunan-perkebunan karet di
daerah Asahan (Sumatera Utara) seorang buruh harus menderes
(menyadap) 200 pohon karet tua perhari. Borongan itu tak mungkin
dapat diselesaikannya kalau hanya mengandalkan kedua lengannya
melulu. "Paling bisa saya deres 150 pohon satu hari," ujar
Ponimin (40 tahun) seorang penderes di perkebunan PT Perkebunan
V Sungai Silau (kecamatan Buntu Pane, Asahan).

; Karena, selain pohon karet itu sulit menderesnya sebab sudah
berusia tua juga dia harus mengumpulkan sendiri getah yang
dideres dari pohon itu dan kemudian membawanya ke tempat yang
sudah ditentukan oleh perkebunan. Bila target (borongan)…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
HORMAT BENDERA, DUA KALI SEHARI
1985-02-02

Semua siswa diwajibkan memberi hormat bendera merah putih sebelum dan sesudah pelajaran. selain memasang wayang…

A
ANCAMAN-ANCAMAN DARI PUNCAK
1985-01-26

Tanah di kawasan puncak menjadi labil dan kualitas serta kuantitas air menjadi merosot. presiden meminta…

A
ANTRE BEBAS BH DI JAWA TENGAH
1984-04-21

Beberapa kabupaten dan kotamadya di jawa tengah, di nyatakan bebas buta huruf.