Saija Dan Adinda, Mochtar & Hiswara

Edisi: 04/07 / Tanggal : 1977-03-26 / Halaman : 34 / Rubrik : FL / Penulis :

SENGKETA dan tengkar seperti tidak habis-habisnya menimpa film
Saija dan Adinda atau Max Havelaar Sebelum film itu dibikin di
Indonesia tahun silam, sudah terjadi ketidak-akuran antara calon
asisten sutradara, D.A. Peransi, dengan sutradara Belanda, Fons
Rademaker.

; Sengketa itu menyangkut soal uang - pihak Indonesia. PT Mondial
Film, mengeluarkan lebih banyak dari yang dikeluarkan pihak
Belanda - dan soal tafsiran cerita. Maka Peransi menarik diri.
Hiswara Darmaputra yang memimpin PT Mondial Film cepat
bertindak. Pengganti Peransi adalah Mochtar Soemodimedjo,
sutradara film lulusan All Union State Institute Of
Cinematography, Moskow.

; Penggantian orang yang mendampingi Fons Rademakers itu tidak lah
berarti segala akar silang sengketa ikut musnah. Ketika film
masih dibuat di berbagai tempat di pulau Jawa, serentetan
keributan kemudian terjadi. Pada suatu malam buta, ketua para
karyawan film (KFT) Soemardjono Demang, dibangunkan oleh para
awak film yang minggat dari tempat lokasi. "Habis, uang makan
terlambat, honorarium juga belum dibayar", begitu seorang dari
mereka menjelaskan kepada wartawan.

; Terhadap kejadian tersebut, Hiswara Darmaputra cuma berkomentar:
"Itu soal biasa. Lagi pula terlambatnya cuma tiga hari untuk
uang makan dan seminggu untuk honorarium". Tapi tidak urung,
kejadian demikian jadi juga memperlambat selesainya pekerjaan.
Menurut catatan para awak film, di Cirebon terjadi kelambatan
selama 30 hari. Ini mempunyai akibat lain: pembayaran…

Keywords: -

---

Foto Terkait