Penari-penari Yang Turunan Wali
Edisi: 23/07 / Tanggal : 1977-08-06 / Halaman : 13 / Rubrik : TAR / Penulis :
PERTUNJUKAN Topeng Cirebon di Taman Ismail Marzuki baru-baru ini, terhitung salah satu acara yang menarik. Bukan saja karena jenis ini tidak sepopuler Topeng Bali misalnya. Tapi juga karena Topeng Cirebon terbukti dapat mempertahankan mutu, setidak-tidaknya keaslian, dibanding daerah-daerah lain di Jawa vang terbuka. Berikut ini tulisan dari dua orang dosen Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta, Akademi Tari, yang banyak memberi introduksi dan perbandingan - Red.
KALI ini bukan Topeng Bali yang kesohor itu. Tanggal 13 dan 14 Juli 1977, TIM menampilkan Topeng Cirebon. Tiga orang dalang (penari) topeng ditampilkan sekaligus, dan bergantian membawakan 5 tokoh, Panji, Pamindo Rumyang, Tumenggung dan Klana. Ditambah tokoh Jinggananom, yang ditarikan oleh seorang 'bodor' atau pelawak.
Ibu Sudji, dalang topeng dari Desa Cileuweung, Palimanan, adalah yang tertua dari ketiga penari -- sekitar 60 tahun. Pengalamannya yang matang terlihat dalam menarikan topeng Panji. Bukan dari kecepatan dan ketrampilan geraknya. tetapi justru dari kontrol dan konsentrasinya yang penuh. Gerakannya yang halus pelahan, dan dilakukan hanya sekali-dua, nampak mengandung kekuatan dalam. Tarian ini, menurut dia, yang tersukar dari keempat tarian lain.
Pak Djana, penari yang kedua (42 tahun), berasal dari Desa…
Keywords: Sal Muriyanto, Topeng Cirebon, Topeng Bali, Panji, Pamindo Rumyang, Tumenggung, Klana, Jinggananom, Ibu Sudji, Pak Djana, Keni, Pak Bulus, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…