Namanya Sumbangan Keikhlasan

Edisi: 33/07 / Tanggal : 1977-10-15 / Halaman : 19 / Rubrik : DH / Penulis :

TANGGAL 23 September baru lalu Propinsi Sulawesi Utara merayakan ulang tahun ke-13. Tak ada yang menyangkut-pautkan angka itu dengan kesialan, sebab toh pesta dirayakan cukup meriah di berbagai tempat. Namun di sela-sela kebisingan pesta, gema pungli tetap mengganggu telinga penduduk propinsi itu. Maklum masing-masing orang dapat membayangkan angka sekian milyar rupiah di balik produksi 18.000 ton cengkeh dalam panen besar tahun ini - meskipun Gubernur Worang pernah menyebut produksi tahun ini hanya 10.000 ton dengan alasan musim yang kurang baik. 

Benar atau tidak kemerosotan hasil cengkeh itu, tapi di banyak tempat petani masih tetap kewalahan memetik hasil tanaman itu. Sehingga karena lebatnya buah di pohon sedang tenaga pemetik kurang, tak sedikit pula cengkeh yang terlambat dipetik. Menurut drs. A.K. Lapadengan, Ketua Puskud Sulawesi Utara, bahkan sejak semula sebanyak 8.900 ton cengkeh sudah dikontrakkan kepada 14 pedagang. Dari jumlah itu sebanyak 2.800,24 ton sudah dibeli para pedagang pada BUUD/KUD. sedangkan yang sudah dibeli oleh BUUD/KUD pada petani sebanyak 2.884,24 ton. 

Berapa pun juga angka pasti hasil cengkeh propinsi itu tahun ini, namun gema pungli dari daerah itu semakin keras terdengar setelah Menteri Perdagangan Radius Prawiro sendiri secara terbuka menyebut bahwa Pemda Sulawesi Utara melakukan pungutan liar…

Keywords: Pungutan Liar, Cengkeh, Gubernur Worang, Drs. A.K. Lapadengan, Radius Prawiro, Yayasan Manguni Rondor, Drs. P. Kepel, Bonny Lengkong, Sutikno Mailoa, 

---

Foto Terkait