Zaini Sehari-hari
Edisi: 34/07 / Tanggal : 1977-10-22 / Halaman : 35 / Rubrik : SR / Penulis :
Pameran besar lukisan Zaini yang sedang berlangsung di Taman Ismail Marzuki, 13 - 31 Oktober, tidak melulu berarti sebuah pameran karya - melainkan juga kenangan pribadi. Beberapa tulisan telah dibuat sehubungan dengan karya dan pribadi pelukis yang meninggal ini (dan Sinar Harapan bahkan telah menerbitkan tulisan-tulisan itu berujud sebuah brosur yang disebarkan sehubungan dengan Pameran). Hanya sebagai kelengkapan potret, berikut ini sebuat lagi tulisan dari Ajip Rosidi, salah-seorang ketua Dewan Kesenian Jakarta dan rekan sekerjanya di Taman Ismail Marzuki, khusus segi yang ringan-ringan saja:
ZAINI (1924-1977) tidak pernah mengeluh. Prinsip hidupnya adalah menerima apa adanya dengan hati yang tabah. Pabila ia melihat hidangan makan siang (kami makan siang bersama-sama di kantor Dewan Kesenian Jakarta) yang amat sangat sederhana, maka ia berkata: "Wah, istimewa hari ini!" Tetapi karena menu makanan selalu sederhana setiap hari, maka Zaini selalu berkata: "Wah, istimewa hari ini!"
Dengan ucapan itu maka…
Keywords: Pelukis, Zaini, Pameran Karya, Ajip Rosidi, Dewan Kesenian Jakarta, Alam Surawijaya, Si Upik itu, Si Buyung itu, Si Buyung ngeng ngong, 25 September 1977, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…