Tak Ada Apa-apa Di Sulawesi Utara
Edisi: 34/07 / Tanggal : 1977-10-22 / Halaman : 58 / Rubrik : DH / Penulis :
GUBERNUR Hein Victor Worang (57), segera menyalami Laksamana Sudomo dan Menpan Sumarlin, yang baru saja mendarat di lapangan terbang Sam Ratulangi, Mapanget, Kamis minggu lalu. Dengan sigapnya, gubernur yang belakangan ini sangat populer karena tuduhan pungli cengkeh menggiring tim Opstib Pusat yang lebih dari 30 orang itu ke ruang tamu penting - salah satu hasil 'sumbangan' pedagang cengkeh di sana juga Belasan wartawan Manado segera mengepung Sudomo. Yang dikepung, mendahului ngomong: "Kami datang bukan untuk mencari-cari kesalahan. Tapi untuk mendudukkan persoalan pada proporsi sebenarnya "
Kunjungan Sudomo dan Sumarlin ini bagaikan gong. Sebelumnya sudah didatangkan seorang perwira Opstib sebagai pendahulu. Juga ada orang-orang Minahasa yang dikirim ke sana secara diam-diam, untuk mencari informasi bagi Sudomo. Kunjungan rombongan Opstib terbesar ini - di dalamnya ada tiga Irjen dan dua Dirjen - sudah tertunda dua kali.
Mula-mula diberitakan Opstibpus mau datang 5 Oktober, lalu 8 Oktober. Tapi jadinya baru 13 Oktober. Makanya seperti dikemukakan tajuk Kompas Sehin lalu, unsur pendadakan hampir tak terjadi. Komentar agak sinis Gustaf Mokalu, ketua Angkatan Muda Sulawesi Utara (Amsut) di Jakarta pada TEMPO: "Skenario sudah disiapkan. Peran sudah dibagi. Termasuk tugas DPRD Minahasa mensahkan sumbangan pedagang cengkeh yang Rp 200/kg."
Kendati demikian, kunjungan hari pertama di desa Rumoong Atas, Kecamatan Tareran, sempat membuat bupati J.F. Lumentut kecele menunggu rombongan di tempat lain. Anggota Dirsus Pemda Sulut yang menunggu di empat lain, jadi kalang kabut karena Sudomo tak disangka singgah di Tareran. Sayangnya, dialog antara petani dan Sudomo di kantor Hukum tua (lurah) yang sempit, malam hari, berlangsung agak tersendat-sendat. Tapi untunglah masih ada petani yang buka suara di depan gubernur yang cukup besar…
Keywords: Cengkeh, Pungli Cengkeh, BUUD, Minahasa, Hein Victor Worang, Sudomo, Sumarlin, Opstib Pusat, Gustaf Mokalu, J.F. Lumentut kecele, Jenderal Worang,  Radius Prawiro, 
Artikel Majalah Text Lainnya
HORMAT BENDERA, DUA KALI SEHARI
1985-02-02Semua siswa diwajibkan memberi hormat bendera merah putih sebelum dan sesudah pelajaran. selain memasang wayang…
ANCAMAN-ANCAMAN DARI PUNCAK
1985-01-26Tanah di kawasan puncak menjadi labil dan kualitas serta kuantitas air menjadi merosot. presiden meminta…
ANTRE BEBAS BH DI JAWA TENGAH
1984-04-21Beberapa kabupaten dan kotamadya di jawa tengah, di nyatakan bebas buta huruf.