Bola, Pesta, Cita-cita

Edisi: 17/35 / Tanggal : 2006-06-25 / Halaman : 76 / Rubrik : FL / Penulis : Kalim, Nurdin

SEORANG bocah nun di desa terpencil di Guyana, Afrika, menaruh cita-cita di sebuah bola. Usianya baru 10 tahun, tapi di kepalanya terus hidup bayangan menjadi pemain bola. Setiap saat ia menyebut nama Roger Milla, pemain Kamerun pujaannya yang menjadi bintang Piala Dunia 1990.

Tapi Bando, bocah itu, cuma punya bola yang terbuat dari kain. Ia menggiringnya menelusuri jalanan berdebu menuju tanah lapang. Ia mengecoh kawan-kawannya. Namun, bagaimana mungkin menjadi pemain bola kalau belum pernah merasakan menendang bola kulit sebenarnya?

Sutradara Prancis, Cheik Doukoure, pun menghamparkan sebuah drama pergulatan seorang bocah dalam film Bando Et Le Ballon D'or (Bando dan Bola Emas). Bando digambarkan sangat yakin dengan ramalan tukang sihir di kampung halamannya, yang menujum ia akan menjadi seseorang yang sangat istimewa atas pilihan para dewa. Keistimewaan itu ia tafsirkan sebagai pemain bola.

Namun, keistimewaan itu tak mungkin diraih tanpa upaya. Bando yang miskin itu pun mencari kayu bakar sepulang sekolah dan menjualnya. Uang yang didapat ia tabung. Tapi, ia kemudian menghitung, untuk bisa membeli bola kulit, meski cuma bola bekas, ia harus bekerja selama 500 hari. Sebuah penantian yang teramat panjang dan tak mungkin. Bando pun mulai putus asa dan mengharapkan munculnya sebuah keajaiban.

Kisah Bando dan Bola Emas sepanjang 90…

Keywords: -

---

Foto Terkait