Logika!

Edisi: 17/35 / Tanggal : 2006-06-25 / Halaman : 86 / Rubrik : BHS / Penulis : Pratikto, Hasto


PIKIRAN dan bahasa ibarat api dan asap. Keduanya berkait erat. Yang kedua tak bisa hadir tanpa yang pertama. Piaget, pakar psikologi asal Swiss, bahkan berpendapat pikiran membentuk bahasa. Pikiran menentukan aspek sintaksis dan leksikon bahasa. Jika demikian, mari kita simpulkan: kacau pikiran, kacau pula bahasa!

Lalu, apakah kacau-pikir juga penyebabnya ketika sekarang makin banyak kalimat rancu dipakai oleh para pengguna bahasa? Hipotesis ini layak diajukan.

Di sebuah media cetak, saya jumpai kalimat "Para tamu dihidangkan nasi kebuli dan aneka minuman tradisional". Pertama kali saya membaca frase "para tamu dihidangkan", otak iseng saya membayangkan tamu itu diberikan atau "diumpankan" kepada sesuatu--misalnya kepada singa-singa lapar di koloseum, seperti narapidana pada zaman Romawi Kuno dulu. Sejurus kemudian, legalah saya. Rupanya, yang dimaksud si penulis adalah nasi bercampur daging kambing…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04

Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…

P
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18

Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…

M
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06

Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…