NAIK - TURUN SUTANTO

Edisi: 27/35 / Tanggal : 2006-09-03 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Setyarso, Budi , Ridho, Poernomo G. , Ramidi


Setahun sudah Jenderal Polisi Sutanto menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Beberapa agenda besar dia canangkan saat memangku jabatan puncak itu pada 8 Juli 2005. Di antaranya, membersihkan citra polisi, memerangi terorisme, melawan judi serta pembalakan liar. Tempo mencoba memetakan tahun perdana Sutanto di kursi Kapolri. Berikut ini laporannya:

ADEGAN ini berlangsung di Mesuji—sebuah titik di jalan raya lintas timur Lampung—Palembang:

Sabtu, dua pekan lalu. Di tengah lalu-lintas yang padat, seorang lelaki melompat dari mobil. Pening kepalanya menyaksikan para sopir truk yang takzim menyalami seorang polisi di kelokan jalan.

Rupanya ada razia ganja dan pengecekan muatan. Setiap sopir diminta melambatkan kendaraan. Terjadi percakapan singkat. Lalu mereka mengulurkan tangan, menyalami si polisi. Sembari, slup, slup..., lembar Rp 50 ribuan berpindah tangan. ”Razia” selesai....

Pak polisi kemudian mengaso di mobil dinas yang diparkir di tikungan jalan. Saat itulah lelaki yang pening tadi menyergahnya.

Ilham Suhada namanya (nama asli nya kami samarkan—Red.). Bertubuh tegap, berkulit cokelat, dengan garis wajah yang tak mudah digertak. Toh gertakan segera datang. Polisi tikungan memaksa dia ”bersalaman”. Ilham menyahut dengan hardikan. Polisi tikungan terperangah, ada sopir berani melawan. Dosis gertakan pun ditingkatkan.

Saat itulah, Ajun Komisaris (Kapten) Ilham Suhada buka kartu. Dalam seketika, tamtama—pangkat terendah dalam Kepolisian RI—pelaku ”razia” tadi, bersikap sempurna.

Dia menghormat lalu berteriak: ”Siap salah, Dan! Habis piket, cari tambahan daripada nganggur!” Ilham menirukan dengan sedih hati ucapan si tamtama di kantor redaksi Tempo, Kamis pekan lalu.

***

Ilham Suhada dan Sutanto terpaut jauh dalam hal usia maupun pangkat. Ilham, 30 tahun, ajun komisaris dan pengajar di sebuah lembaga pendidikan Polri. Sutanto, jenderal dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), 56 tahun.

Keduanya baru tiga kali bertemu sejak Sutanto memimpin Polri. Tapi dua polisi dan dua generasi ini dipertautkan oleh hal yang sama: esprit de corps, semangat membela citra korps yang bersih.

Jenderal Sutanto naik podium Kapolri pada 8 Juli 2005. Empat hari sebelumnya, di hadapan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat yang mengujinya sebagai calon Kepala Polri, dia berjanji membersihkan perjudian, memberantas peredaran narkotik serta obat terlarang. Dia menguraikan tekadnya menghentikan pembalakan liar. Dan mengaku siap memerangi terorisme. ”Jangan sampai terorisme terjadi di mana pun,” ujarnya ketika itu. Dia terlihat keras berupaya membersihkan citra polisi,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…