Suara Lirih Nurwitri
Edisi: 01/35 / Tanggal : 2006-03-05 / Halaman : 131 / Rubrik : BHS / Penulis : JR, Kurnia
MALAM itu bulan separuh gelap, bintang bertaburan.
Di pendapa rumahnya, Ki Wanakarta memaparkan kitab Dasanama kepada Mas Cebolang dan empat pembantunya (Nurwitri, Saloka, Palakarti, dan Kartipala). Dimulai dengan rambut, rai (wajah), ulat (sinar wajah), susu (buah dada), walakang (selangkangan), silit (pantat), peli (pelir), konthol (kantong buah pelir), sampai pawestren (kemaluan wanita), itil (kelentit), dan seterusnya, nama-nama diuraikan dengan gamblang.
Nurwitri berkata pelan, âNama lain penthil (puting susu), pringsilan (buah pelir), dan jembut (rambut kemaluan) belum diuraikan.â Jawab Ki Wanakarta, âBuyung, saya belum menjumpai.â
Orang tua itu melanjutkan uraiannya. Ketika ia sampai pada nama-nama hewan, Nurwitri bertanya lagiâdemikian dalam Centhini III, Balai Pustaka, 1994, hlm. 296âsuaranya lirih, âAnggota tubuh yang belum disebutkan yaitu telanakan (peranakan), jembut, dan penthil.â
Ki Wisma tersenyum dan berkata, âSaya belum menemukan. Lain…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…