Proklamasi

Edisi: 24/33 / Tanggal : 2004-08-15 / Halaman : 130 / Rubrik : CTP / Penulis : Mohamad, Goenawan , ,


PADA suatu malam di bulan Januari 1976, di Irlandia Utara, sebuah minibus disetop seregu orang bertopeng dan bersenjata. Para penumpangnya, buruh yang baru pulang dari pabrik, tahu bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi. Di negeri itu berlangsung saling bunuh antara milisi Katolik dan milisi Protestan, dan pembantaian pun akhirnya menghantam siapa saja--juga rombongan buruh itu.

Mereka dipaksa turun dari minibus. Di tepi jalan, satu demi satu mereka dideretkan berdiri berjajar. Para algojo sudah siap, senapan otomatis telah dikokang.

Salah seorang dari orang bertopeng itu pun berkata, "Siapa yang Katolik, maju ke depan."

Kebetulan para buruh itu semuanya Protestan, kecuali satu orang. Dengan ketakutan, orang ini mengikuti perintah. Tapi di malam gelap itu, sejenak, selintas, rekannya yang berdiri di sebelahnya memegang tangannya, seperti memberinya isyarat agar jangan, jangan ia menunjukkan diri, seakan-akan ia berkata, "Kami semua tak akan mengkhianatimu, tak akan ada yang tahu apa agamamu."

Tapi orang itu sudah telanjur melangkah. Semua sudah melihat. Langkah kecil itu, apa boleh buat, sudah sebuah proklamasi.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…