Bara Dari Buku Habibie
Edisi: 32/35 / Tanggal : 2006-10-08 / Halaman : 27 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Manggut, Wenseslaus , Suditomo, Kurie , Dhyatmika, Wahyu
TUJUH tahun menyepi ke Jerman, Baharuddin Jusuf Habibie pulang dengan satu kejutan besar. Dua pekan lalu mantan presiden itu meluncurkan buku berjudul Detik-detik yang Menentukan. Isinya bercerita tentang drama pergantian kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Habibie pada 21 Mei 1998. Habibie juga berkisah tentang pasukan Komando Strategis Angkatan Darat, Kostrad, yang disebut-sebut bergerak di luar kendali Panglima ABRI?yang ketika itu dijabat Jenderal Wiranto
Inilah alasan Habibie mencopot Letnan Jenderal Prabowo Subianto dari posisi Panglima Kostrad?menurut versi buku itu. Habibie menguak kisah genting di lingkaran dalam Istana selama hari-hari pertama kekuasaannya.
Bara meletik ke udara begitu buku dilepas ke publik. Polemik muncul, ditayangkan oleh media massa dengan meriah. Prabowo mendesak Habibie segera merevisi buku itu. ?Saya panglima 34 batalion. Kalau saya punya niat (kudeta), mengapa tidak saya lakukan?? ujarnya di hadapan sejumlah wartawan di Jakarta, pekan lalu. Tapi Habibie menampiknya. Karena, ?Tulisan itu berdasarkan catatan yang saya miliki,? ujar mantan presiden itu dengan gagah. Sang penulis bahkan mempersilakan para jenderal lain bicara.
Tempo mengontak sejumlah jenderal meminta kesaksian mereka terhadap peristiwa 21 Mei. Ada yang terbuka. Ada yang tutup mulut. Letnan Jenderal (Purn.) Sintong Panjaitan, bekas ajudan Habibie, masuk kelompok terakhir. Dia bilang: ?Nantilah, saya tulis buku yang tidak bisa dibantah.?
Wiranto, satu tokoh sentral di latar politik Indonesia pasca-Soeharto, belum sudi berkomentar. Melalui kawan dekatnya, Letnan Jenderal Suady Marasabessy, dia menjawab Tempo begini: ?Saya tidak mau menyudutkan orang. Ini bulan puasa.?
***
?Catatan? yang disebut Habibie sebagai fondasi tulisannya berawal pada 21 Mei 1998. Hari itu dia naik ke kursi presiden menggantikan Soeharto.
Habibie bergerak cepat. Pada malam hari itu, dibantu enam orang dekatnya, dia menyusun kabinet. Semuanya lancar kecuali…
Keywords: 21 Mei 1998, Soeharto mundur, Peristiwa 1998, Habibie, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…