Tumpah Tangis Setelah Salah

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-05-09 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :


AIR mata Tiara—bukan nama sebenarnya—langsung tumpah begitu mengetahui hasil uji cepat menunjukkan dia terpapar virus corona pada pengujung April lalu. Padahal, sepekan sebelumnya, rapid test yang dijalani perawat di Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, itu menunjukkan satu setrip alias negatif. “Saya langsung ingat anak yang masih balita,” katanya pada Rabu, 6 Mei lalu. Bersama rekan-rekannya di Puskesmas Depok, perempuan 36 tahun itu menjalani tes cepat karena kerap bersentuhan dengan mereka yang berstatus orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan. Hanya dia seorang yang dinyatakan positif corona. Tiara tak memiliki gejala seperti batuk dan demam. Ia akhirnya diinapkan di bangsal khusus Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah Sleman. Dua kali menjalani uji usap pada 2 Mei dan 4 Mei lalu, Tiara girang karena hasilnya negatif. Dia diperbolehkan pulang dengan syarat menjalani isolasi mandiri selama dua pekan di rumahnya. Tenaga kesehatan di Kabupaten Sleman diperiksa menggunakan alat bermerek Wondfo Biotech. Alat tes dari Guangzhou, Cina, itu merupakan hibah Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Alat tes serupa digunakan untuk menguji 300 karyawan toko swalayan Indogrosir di Jalan Magelang, Sleman. Tes dilakukan setelah satu karyawan Indogrosir positif corona. Hasil tes cepat menunjukkan 57 karyawan positif. Hingga Jumat, 8 Mei lalu, mereka masih menunggu hasil uji usap. Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan, dari 3.100 alat tes Wondfo, masih ada 400 unit yang belum digunakan. Untuk pemeriksaan lanjutan, mereka tak lagi memakai Wondfo. Pemerintah Sleman berencana membeli 1.500 alat uji cepat merek Hightop. “Kami mencari alternatif merek lain sesuai dengan petunjuk teknis Kementerian Kesehatan,”…

Keywords: Virus CoronaCovid-19Gugus Tugas Penanganan Covid-19Rapid Test CoronaRapid Test Kit
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…