Main Api Normal Baru

Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-05-30 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :


BERSAMA sejumlah koleganya dari kalangan pengusaha, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani bertandang ke Istana Negara beberapa hari sebelum Lebaran untuk memenuhi undangan Presiden Joko Widodo. Kepada Presiden, Rosan menyampaikan soal memburuknya situasi ekonomi di tengah pagebluk Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Dalam forum tersebut, Rosan juga menyampaikan unek-unek para pebisnis mengenai langkah pemerintah yang memprioritaskan stimulus ekonomi bagi pelaku usaha mikro serta badan usaha milik negara. “Presiden berjanji stimulus akan lebih merata dan me-review terus kebijakan insentif untuk kalangan pebisnis,” kata Rosan kepada Tempo pada Kamis, 28 Mei lalu, di Jakarta. Menurut Rosan, keluhan tentang kondisi perekonomian berkali-kali ia sampaikan saat berdiskusi dengan sejumlah pejabat, seperti Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, hingga Dewan Pertimbangan Presiden. Kepada mereka, Rosan menyebutkan bahwa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) turut membuat bisnis sejumlah perusahaan ambruk.

Sejumlah pekerja memakai masker dan menjaga jarak di pabrik furnitur interior perhotelan di Demak, Jawa Tengah, 30 Mei 2020./ ANTARA/Aji Styawan
Awal April lalu, Rosan juga bersurat ke Presiden. Dia menyarankan pemerintah menyediakan sedikitnya Rp 1.600 triliun untuk biaya penanggulangan wabah. Anggaran itu meliputi Rp 400 triliun untuk perbaikan fasilitas kesehatan, Rp 600 triliun buat bantuan sosial, dan Rp 600 triliun sebagai perangsang arus kas korporasi yang mulai kempis. Usul itu jauh di atas dana yang disediakan pemerintah senilai Rp 405 triliun. Tak lama setelah surat itu dikirim ke Istana, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Mohamad Suleman Hidayat membicarakan isi warkat tersebut saat bertemu dengan Menteri Sri Mulyani. Mantan Menteri Perindustrian itu menyarankan pemerintah segera menghitung jumlah kebutuhan dana talangan untuk sektor kesehatan, bantuan sosial, dan stimulus ekonomi. Tapi, ucap Hidayat, Sri Mulyani tidak memberikan kepastian mengenai stimulus tersebut. Sri Mulyani belum bisa dimintai tanggapan. Ia tak merespons panggilan dan pesan Tempo ke nomor telepon selulernya. Namun, pada 1 April lalu, Sri Mulyani menyatakan akan menggandeng Kejaksaan Agung…

Keywords: Virus CoronaCovid-19Gugus Tugas Penanganan Covid-19Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)New Normal | Normal Baru
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…