Sukarno Sebagai Penulis Kamus Politik
Edisi: Edisi / Tanggal : 2020-11-07 / Halaman : / Rubrik : BHS / Penulis :
Fauzi Sukri*
PADA edisi dummy-nummer Fikiran Ra’jat (15 Juni 1932), dalam rubrik Primbon Politik (Politiek Vragenbus), Sukarno menulis apa yang bisa disebut sebagai “kamus politik” radikal nasionalistik. Ada kebutuhan massal dan mendesak pada kamus politik bersamaan dengan kebangkitan gerakan nasionalisme sejak awal abad ke-20.
Awal abad ke-20 adalah masa kebangkitan penting bahasa Melayu menjadi bahasa politik revolusioner nasionalistik (Collins, 2005). Hampir semua politikus muda nasionalistik menggunakan bahasa Melayu dalam tulisan-tulisan radikal mereka. Termasuk saat mereka membuat aksi openbare-vergadering dengan orasi politik yang radikal, bergemuruh, dan dengan gerak tubuh memikat. Tentu saja banyak istilah politik baru, baik dari bahasa daerah, Melayu, maupun Belanda, yang perlu diberi penjelasan. Kamus politik menjadi sangat penting, bahkan menjadi rubrik tersendiri dalam surat kabar.
“Surat kabar pergerakan di masa awal sering sekali memuat kolom yang diiklankan sebagai ‘kamus politik’...,” kata sejarawan Benedict Anderson (2008: 49). Neologisme istilah politik (umumnya dari bahasa Belanda) membanjiri tanah Hindia Olanda, baik dari mulut politikus pribumi maupun surat kabar. Kamus…
Keywords: kolom bahasa, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…