Main Obral Doktor Humoris

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-02-13 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :


PULUHAN karangan bunga untuk bekas Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Nurdin Halid, berjejer di teras auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada Kamis, 11 Februari lalu. Siang itu, Nurdin dikukuhkan sebagai doktor kehormatan (doctor honoris causa) di bidang industri olahraga. Di antara buket itu, Airlangga Hartarto tampak mengirimkan dua karangan bunga, atas nama Menteri Koordinator Perekonomian dan Ketua Umum Partai Golongan Karya.
Tak jauh dari barisan kembang papan itu, belasan mahasiswa Unnes berunjuk rasa menentang pemberian gelar kepada Nurdin. Mengenakan jaket almamater berwarna kuning, mereka membentangkan spanduk bernada protes seperti “Tegakkan Integritas Kampus, Jangan Obral kepada Tikus”. Seorang mahasiswa berkaus bola mengacung-acungkan kartu merah.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Wahyu Suryono Pratama, yang ikut dalam demonstrasi itu, mengatakan Nurdin tak layak memperoleh gelar doctor honoris causa dari kampusnya. “Rekam jejak Nurdin sangat kelam,” kata Wahyu. Nurdin adalah mantan narapidana kasus korupsi dana distribusi minyak goreng Bulog.

BEM KM Unnes berunjuk rasa menolak pemberian gelar doktor kehormatan bidang industri olahraga untuk Nurdin Halid, di kampus UNNES, Semarang, Jawa Tengah, 11 Februari. TEMPO/Jamal A. Nashr
Kejanggalan pemberian gelar doktor kehormatan terhadap Nurdin terendus sekitar enam bulan sebelum acara pengukuhan gelar. Rektor Universitas Negeri Semarang Fathur Rokhman—pernah tersangkut kasus plagiarisme jurnal ilmiah dan disertasi—membentuk tim untuk mengkaji pemberian gelar doktor kehormatan kepada Nurdin dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Dalam warkat bertanggal 23 Juli 2020, Fathur menugasi dirinya sendiri sebagai anggota tim promotor pemberian gelar.
Dalam surat itu, Fathur juga menunjuk sejumlah dosen sebagai anggota tim pengkaji. Dosen-dosen itu berasal dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Keolahragaan—dua bidang terkait dengan gelar doktor industri dan manajemen olahraga yang akan diberikan kepada Nurdin dan Airlangga. Fathur juga memasukkan Walid, satu-satunya anggota tim dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Walid pernah menjadi Ketua Umum Koperasi Pegawai Republik Indonesia Handayani Universitas Negeri Semarang periode 2012-2015 dan aktif dalam sejumlah organisasi koperasi. Adapun Nurdin juga berkecimpung di sektor koperasi dan kini memimpin Dewan Koperasi Indonesia.
Dua dosen Universitas Negeri Semarang yang mengetahui pencalonan doktor kehormatan Nurdin Halid menyebutkan Walid yang memperkenalkan Nurdin kepada Fathur Rokhman. Walid ditengarai pernah menemani Fathur berkunjung ke kantor Airlangga dan Nurdin, sekitar pekan ketiga Oktober 2020. Foto-foto pertemuan itu diunggah di akun Instagram pribadi Fathur, @fathur_rokhman_.
Fathur tak membantah pernah berjumpa dengan Nurdin dan Airlangga di Jakarta beberapa bulan sebelum penganugerahan gelar. “Pertemuan dengan siapa pun sah-sah saja,” tutur Fathur. Menurut dia, Nurdin direkomendasikan mendapatkan gelar doktor dari sejumlah pihak. Salah satunya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Sedangkan Walid tak menanggapi pertanyaan, lalu memblokir nomor WhatsApp Tempo.

Pidato Nurdin Halid saat…

Keywords: Universitas Negeri YogyakartaUniversitas Diponegoro | UndipUniversitas Gadjah Mada | UGMGuru BesarMahkamah AgungTito KarnavianUniversitas Negeri SemarangDoktor Honoris Causa
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…