Petaka Lencana Nanggala
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-05-01 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :
SUARA radio panggil tak kunjung dijawab awak Kapal Perang Republik Indonesia Nanggala-402 pada Rabu, 21 April lalu, sekitar pukul 4 pagi waktu Indonesia tengah. Selama lebih dari satu jam, kapal selam berisi 53 orang itu tak merespons panggilan pemegang kendali dalam geladi latihan perang di perairan utara Pulau Bali. Suasana kian mencekam karena Nanggala tak memenuhi tenggat naik ke permukaan pada pukul 05.15. Helikopter dan kapal perang yang mengikuti latihan tak bisa mendeteksi keberadaan kapal perang buatan Jerman berumur 40 tahun itu.
Pagi buta itu, sekitar pukul 03.46, Nanggala telah menyelam dan meminta izin melakukan penggenangan peluncur torpedo nomor 8. Penggenangan itu merupakan salah satu rangkaian sebelum meluncurkan peluru berdiameter 21 inci tersebut ke arah sasaran. Namun lesatan torpedo yang ditunggu tak kunjung muncul. “Dipanggil-panggil sudah tidak merespons. Jalur komunikasi utama dan jalur cadangan terputus,” kata Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono dalam jumpa pers pada Kamis, 22 April lalu.
Tiga jam setelah menyelam, Nanggala dinyatakan hilang. Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Julius Widjojono menyebutkan kapal jatuh pada kedalaman 600-700 meter dari permukaan laut. Padahal batas penyelaman terdalam Nanggala adalah 240 meter. Belakangan, para pencari Nanggala menemukan tumpahan minyak di sembilan lokasi.
Tayangan video badan kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam menggunakan Remote Operated Vehicle (ROV) dalam jumpa pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Kuta, Bali, 25 April 2021. TEMPO/Johannes P. Christo
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies, Khairul Fahmi, menyebutkan minyak di permukaan laut mengindikasikan tak ada satu pun personel selamat. Apalagi manusia hanya bisa menyelam maksimal 50 meter. Adapun pakar kapal selam dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Wisnu Wardhana, memperkirakan tumpahan minyak muncul setelah kapal remuk akibat tekanan air laut. Wisnu menduga Nanggala mengalami blackout atau kehilangan daya akibat masuknya air laut bertekanan tinggi dari tutup pintu torpedo. “Itu penyebab alat komunikasi mati, mesin mati. Semuanya hilang,” ujarnya.
Tiga hari setelah dinyatakan hilang, pada Sabtu, 24 April lalu, badan Nanggala-402 ditemukan di kedalaman 838 meter dengan kondisi terbelah tiga bagian. Sehari kemudian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengumumkan kabar duka secara resmi. “Seluruh awaknya telah gugur,” ucap Hadi dalam jumpa pers.
Seorang prajurit…
Keywords: PT PAL Indonesia, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut | TNI AL, Kapal selam, Kapal Selam Nanggala 402, Nanggala 402, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…