Asal-asalan Uji Kebangsaan

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-05-08 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :


MENGIKUTI tes wawancara pada akhir Maret lalu, Novel Baswedan berhadapan dengan dua laki-laki di satu ruangan di lantai enam gedung Badan Kepegawaian Negara (BKN), Jakarta Timur. Tanpa basa-basi, seorang di antaranya langsung melemparkan pertanyaan tentang Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi kepada penyidik senior KPK itu. “Menurut Mas Novel, revisi undang-undang melemahkan KPK?” kata Novel menirukan pertanyaan itu kepada Tempo, Jumat, 7 Mei lalu.
Novel lalu menyitir sejumlah pendapat pakar hukum yang menganggap revisi Undang-Undang KPK menghambat upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Berikutnya, pewawancara menanyakan arti nasionalisme bagi Novel. Tak nyaman dengan pertanyaan itu, Novel menjawab bahwa korupsi merupakan tindakan mengkhianati nasionalisme. Ia juga menceritakan pengalamannya saat memimpin pasukan di Aceh ketika masih menjadi polisi. “Kurang nasionalis apa lagi?” ujarnya.
Selama satu jam, Novel menjalani tes wawancara itu. Tercatat 1.379 pegawai KPK dari berbagai level mengikuti ujian tertulis dan wawancara di BKN. Sejumlah pegawai yang dihubungi Tempo mengaku mendapat pertanyaan aneh bin ajaib dalam tes wawancara. Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Giri Suprapdiono bercerita, dia ditanyai alasan menyekolahkan anaknya di sekolah dasar Islam terpadu dan tentang doa qunut. Giri juga dimintai pendapat mengenai Front Pembela Islam, Hizbut Tahrir Indonesia, hingga sosok Muhammad Rizieq Syihab. Giri menjawab semua pertanyaan itu secara normatif.
Sebagian pertanyaan sama sekali tak terkait dengan nasionalisme ataupun pekerjaan mereka di KPK. Seorang pegawai KPK mengaku ditanyai mengenai masalah pornografi dan pesta seks. Ada juga anggota staf perempuan yang diwawancarai tentang alasan belum menikah dan gaya pacaran. Bahkan ada pewawancara yang menanyakan kesediaan pegawai perempuan untuk menjadi istri keduanya alias menjalani poligami. Pada kesempatan yang lain, seorang pegawai diminta membaca doa makan dan melafalkan syahadat.
Pada Selasa, 27 April lalu, Novel Baswedan dan sejumlah pegawai KPK mendapatkan bocoran hasil tes. Ada 75 pegawai dinyatakan tak lulus tes wawasan kebangsaan. Di antaranya sebelas penyidik, termasuk Novel. Penyidik senior lain, seperti Ambarita Damanik dan Afief Julian Miftah, juga tak lulus. Padahal mereka tercatat membongkar berbagai kasus jumbo. Novel, misalnya, menyibak kasus korupsi simulator pembuatan surat izin mengemudi, suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, hingga suap ekspor benur yang menjerat bekas Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Giri Suprapdiono juga tidak lulus. Saat dimintai konfirmasi, Giri mengatakan sudah mengetahui kabar itu. “Hasil…

Keywords: KPKNovel BaswedanDewan Pengawas KPKFirli BahuriTes Wawasan Kebangsaan Pegawai KPK
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…