Yang Muda Yang Menjaga Satwa
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-11-20 / Halaman : / Rubrik : GH / Penulis :
PENELITIAN owa Jawa mengubah jalan hidup Rahayu Oktaviani. Bermula dari riset untuk menyelesaikan studinya di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, perempuan 35 tahun ini menggeluti bidang konservasi monyet kecil itu hingga kini.
Sewaktu kuliah di Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata IPB pada 2009, Rahayu sebenarnya mengajukan ide penelitian orang utan untuk skripsi. Namun masalah dana menghambat gagasannya karena ia harus meneliti hewan endemis Kalimantan itu di habitat asli. Di tengah kebingungan itu, seorang mahasiswa doktoral dari Korea Selatan menawarinya meneliti owa Jawa.
Ayu tak segera menyetujui tawaran itu. Ia ogah-ogahan karena topik owa Jawa kurang seksi. Owa Jawa bukan hewan yang mendapat perhatian besar, meskipun tergolong satwa langka. Juga lantaran area penelitiannya di Pulau Jawa. Bagi dia, area penelitian itu tak menantang. “Tapi, daripada tidak lulus, saya setujui tawaran itu,” kata Ayu di Bogor pada Selasa, 16 November lalu.
Topik penelitiannya adalah perilaku bersuara owa Jawa. Menurut literatur yang dibaca Ayu, setiap pagi owa Jawa akan mengeluarkan suara yang disebut morning call. Maka ia pun menyiapkan segala kebutuhan penelitian. Areanya di Taman Nasional Gunung Halimun Salak di Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat. Owa Jawa salah satu hewan penghuni hutan ini.
Ayu harus bersabar untuk berserobok dengan owa. Jangankan suara, wujudnya saja tak kunjung muncul. Ia dan satu tim peneliti harus sabar mendongakkan kepala berharap mereka bergelayutan di dahan. Owa adalah satwa brachiator atau hewan yang tak pernah menyentuh tanah karena keahliannya bergelantungan di dahan.
Marsya Christyanti Sibarani dan rekan kerjanya beristirahat ditengah perjalanan di dalam hutan, Way Canguk, Lampung, Juni 2015/Dok Pribadi
Ketika kesabarannya hampir habis, ketika ia merasa frustrasi memikirkan skripsi yang belum tentu terkumpul datanya untuk menjawab hipotesis, dari jauh terdengar suara berisik. Di telinga Ayu, suara itu seperti nyanyian. Dan benar, itu suara owa yang ia tunggu-tunggu. “Kami ikuti dan rekam sampai pada akhirnya owa itu bersuara mengalun indah,” ucapnya.
Sejak itu, Ayu jatuh cinta pada owa Jawa. Momen itu pula yang membuka jalannya mengupayakan konservasi satwa endemis Pulau Jawa tersebut melalui Javan…
Keywords: konservasi, IPB, Penelitian Ilmiah, Satwa Langka, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…