Yang Rindu daripada Soeharto

Edisi: 01/47 / Tanggal : 2018-03-04 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Anton Septian, Raymundus Rikang, Zara Amelia


HUTOMO Mandala Putra bersyukur Partai Berkarya mendapat nomor urut tujuh dalam Pemilihan Umum 2019. Bagi Tommy Soeharto-panggilannya-angka tersebut merupakan isyarat partainya bakal menangguk hasil yang bagus.

"Angka-angka sial telah diambil partai lain sehingga kita mendapat angka tujuh yang baik. Mudah-mudahan hasilnya juga akan baik," kata Tommy, 55 tahun, dalam acara syukuran partai itu di Gedung Granadi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin pekan lalu.

Setelah Berkarya menjadi peserta pemilihan umum, Tommy mendorong kadernya bekerja lebih tekun. Target selanjutnya adalah meloloskan Berkarya ke parlemen, baik di Senayan maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. "Maka kita bekerja keras agar mendapatkan kursi sebanyak mungkin," ucap Ketua Dewan Pembina Berkarya itu.

Dengan menguasai parlemen dan menempatkan kader sebagai kepala daerah, Tommy ingin partainya ikut merencanakan anggaran. "Program-program APBN dan APBD harus pro-rakyat kecil, bukan hanya segelintir orang," ujarnya.

Ia lalu membandingkan pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan ayahnya, Soeharto. Pada akhir era Soeharto, kata Tommy, utang negara sekitar US$ 54 miliar. Kini, menurut dia, utang membengkak hingga tujuh kali lipat. "Kalau ditanya kepada Presiden atau Menteri Keuangan kapan akan lunas, tidak ada yang tahu," ujarnya.

Tommy mungkin tak melihat statistik. Saat lengser, Soeharto meninggalkan utang US$ 68,7 miliar atau sekitar Rp 551,4 triliun dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto mencapai 57,7 persen. Sebagai perbandingan, utang pemerintah pada 2016 mencapai US$ 258 miliar atau setara dengan Rp 3.466 triliun, tapi rasio utang terhadap PDB hanya 27,5 persen, masih lebih rendah dari batas aman 30 persen.

Walaupun datanya tak akurat, kondisi di era Soeharto menjadi jualan Partai Berkarya untuk menjaring suara. Menurut Sekretaris Jenderal Berkarya Badaruddin Andi Picunang, Presiden RI ke-2 itu merupakan magnet partainya. Sosok Soeharto kini menjelma pada Tommy,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…