Deklarasi Setengah Hati Pakde

Edisi: 09/47 / Tanggal : 2018-04-29 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Pramono, Arkhelaus Wisnu, Friski Riana.


KEDATANGAN Prabowo Subianto ke area makam Sumitro Djojohadikusumo luput dari pantauan Subari, penjaga kuburan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta, yang tempat tinggalnya berbatasan langsung dengan tembok pekuburan. Sekitar dua pekan lalu, putra Sumitro itu berziarah ke sana. Tak ada pemberitahuan apa pun kepada Subari. "Biasanya sebelum tiba, ajudannya memberi tahu lewat telepon," kata Subari, 67 tahun, Jumat pekan lalu.

Hari itu Prabowo memang tak menjejakkan kaki di sisi makam, melainkan di tempat agak jauh. Tapi, dari tempat itu, ia masih bisa melihat pusara sang ayah. Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya itu kerap menempuh cara tersebut saat berziarah agar tak menimbulkan kegaduhan.

Seorang petinggi Partai Gerindra bercerita, Prabowo datang bersama kurang dari sepuluh orang pada siang hari dengan dua mobil. Salah satunya Toyota Vellfire putih. Yonok, tukang parkir di Karet Bivak, mendengar dari sejumlah pria berkemeja putih polos di parkiran bahwa Prabowo hadir di sana.

Setelah mendoakan Sumitro, salah seorang pengiring Prabowo bertanya, "Bapak tidak ingin melanjutkan cita-cita Pak Sumitro dan memperbaiki negara ini?" Prabowo diam sejenak. Prabowo, menurut sumber yang sama, lalu berkata, "Kalau Allah menghendaki, saya siap menjadi calon presiden."

Jawaban itulah yang ditunggu mereka. Di antara mereka ada yang langsung mencium tangan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus tersebut. Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani membenarkan kabar tentang kunjungan Prabowo ke makam ayahnya. "Saya tidak ada di situ. Tapi saya mendengar dari ajudan," ujar Muzani, Rabu pekan lalu.

Tak sampai sepekan setelah ziarah tersebut, pada Rabu dua pekan lalu, dalam Rapat Koordinasi Nasional Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Prabowo menyatakan kesiapannya menjalankan amanat partai dengan menjadi calon presiden. "Saya menerima keputusan ini sebagai suatu penugasan, amanat, perintah, dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…