HATI-HATI BERBAGI DATA PRIBADI

Edisi: 12/47 / Tanggal : 2018-05-20 / Halaman : 74 / Rubrik : DGT / Penulis : Dody Hidayat , Gabriel Wahyu Titiyoga, Raymundus Rikang


SUDAH lima tahun ini Yuli Saputra diet media sosial. Sejak 2013, ia mulai membatasi aktivitas mengumbar status, komentar, dan foto—terutama
foto diri dan anaknya—baik di Facebook maupun Twitter. ”Begitu tahu bahwa makin aktif di media sosial makin menelanjangi diri sendiri,” kata Yuli ihwal langkah yang diambilnya itu, di Bandung, Jumat dua pekan lalu.

Yuli kian mantap berdiet media sosial setelah ia mewawancarai seorang peretas
(hacker). ”Dia bilang orang sekarang gampang di-hack dengan social hacking karena semua data pribadi dipajang di media sosial,” ujarnya. Belakangan, Yuli kian pasif di media sosial lantaran muncul ingar-bingar politisasi, iklan yang datang bertubi-tubi, dan kebanjiran hoaks.

Situasi ini sempat membuatnya ingin pergi dari jejaring sosial dunia maya selamanya. Namun rencana menutup semua akun media sosialnya padam karena pekerjaannya masih membutuhkan beragam informasi. Sebagai jurnalis, menurut
Yuli, ada beberapa keuntungan saat mencari atau menghubungi narasumber melalui media sosial.

Yuli tidak sendiri. Ada sekitar seratus juta pengguna Facebook di Indonesia yang
tetap aktif bermedia sosial meski Facebook tengah dilanda masalah karena diduga terlibat penyalahgunaan data pribadi pengguna oleh Cambridge Analytica. Firma konsultan politik Inggris itu terungkap menghimpun dan menyimpan sekitar 87 juta data pribadi pengguna Facebook dari beberapa negara, termasuk 1,09 juta pengguna dari Indonesia. Data itu disebut digunakan untuk mempengaruhi hasil pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016 yang dimenangi Donald Trump.

”Sayangnya, belum ada satu pun orang dari 1,09 juta pengguna Facebook itu yang melaporkan mengalami kerugian. Inilah salah satu kendala dalam menyelidiki kasus ini,” ucap Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan. Menurut Sammy—panggilan akrab Semuel—Kementerian terus mendesak Facebook menyerahkan hasil audit investigasi.

Wakil Presiden Bidang Kebijakan Publikasi Facebook untuk Asia-Pasifik, Simon
Milner, mengatakan masih menunggu hasil audit investigasi dari Information Commissioner’s Office—otoritas proteksi data nasional Inggris—terkait dengan skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook. ”Kami punya waktu sekitar satu bulan untuk menunggu, tapi kami berharap hasil audit bisa keluar lebih cepat,” tuturnya setelah bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Membuat Air Berbicara
2010-04-11

Onlimo memantau kualitas air seperti petugas satpam. laporannya dikirimkan lewat pesan pendek.

D
Demi Verboden untuk Fitna
2008-04-20

Pemerintah menutup—mulai pekan lalu—semua situs yang menayangkan film fitna. pengguna internet kehilangan order hingga ratusan…

A
Aneka Solusi Nakal
2008-04-20

Sany asy’ari mendadak menjadi bintang. ponselnya berdering berulang kali. milis-milis internet menghujani dia email. semuanya…