Dalam Impitan Batik Cetak

Edisi: 33/47 / Tanggal : 2018-10-14 / Halaman : 82 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : TIM LIPSUS, ,


TERLETAK di jantung Kota Yogyakarta, Pasar Beringharjo tak pernah sepi dari wisatawan. Deretan penjual baju, celana, kain, selendang, dan kaus bermotif batik memenuhi los sentra batik yang terletak di selatan Jalan Malioboro tersebut.

Harganya Rp 20-500 ribu. Itu pun masih bisa ditawar. Supartiyani, salah seorang pedagang batik, misalnya, menjual baju dengan harga Rp 30-500 ribu. "Yang murah-murah itu batik printing. Yang harganya Rp 80-140 ribu itu batik cap. Nah, yang ratusan ribu itu batik tulis," katanya, Jumat dua pekan lalu.

Dari tiga jenis kain bermotif batik dagangannya tersebut, yang paling laris adalah batik printing (cetak). Dalam sebulan, ia bisa mengantongi?Rp 5 juta dari batik cetak, Rp 4 juta dari batik cap, dan Rp 2 juta dari batik tulis.?"Tujuh puluh persen dagangan saya batik printing," ujarnya.

Pemandangan serupa terlihat di Thamrin City, pusat perdagangan batik di Jakarta. Sebagian besar los di lantai dasar dan lantai dasar 1lokasi lapak penjual batikmenjajakan batik printing lantaran jenis kain tersebut diproduksi hampir di semua daerah penghasil batik. "Pedagang dari Solo, Pekalongan, dan Cirebon menjual batik tulis, cap, dan printing karena semuanya ada di kota mereka. Tapi, kalau dari Lasem, yang dijual hanya batik tulis karena memang hanya ini yang ada di daerah kami," ucap Edi Sutanto, pedagang batik asal Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Batik printing membuat repot pedagang batik tulis seperti Edi. Pembeli kerap memprotes lantaran harga yang ia tawarkan dianggap terlalu mahal. "Kalau saya jual kemeja batik Rp 500 ribu, yang beli bilang, ‘Kok, mahal amat. Di toko sebelah bisa Rp 125 ribu.’ Mau bilang itu printing, tapi susah menjelaskannya," katanya.

Dominasi batik printing tidak hanya tampak di dua pasar tersebut. Persaingan kain-kain batik punya sejarah panjang, sejak sistem printing muncul pada 1960-an. Meski bercorak batik, kain cetakan pabrik itu sebenarnya bukanlah bagian dari batik. "Itu kain tekstil bermotif batik. Sedangkan batik adalah metode merintangi warna dengan malam menggunakan canting atau cap," tutur peneliti batik, William Kwan.

Menurut Direktur Kreatif Iwan Tirta Private Collection, Era Soekamto, metode pewarnaan tersebut inovasi dari Nusantara. "Saya enggak yakin kapan terjadinya, tapi itu adalah hasil karya orang Indonesia asli," ujarnya.

Batik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…